Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Keji, Taliban Bunuh Pejabat Tinggi Media Afghanistan saat Shalat Jumat

SABTU, 07 AGUSTUS 2021 | 07:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kelompok Taliban semakin berulah, mereka merebut ibu kota provinsi Afghanistan dan membunuh pejabat tinggi media pemerintah di Kabul pada Jumat (6/8) waktu setempat.

Seorang juru bicara polisi di Provinsi Nimroz selatan mengatakan ibu kota Zaranj telah jatuh ke tangan kelompok Islam garis keras itu akibat kurangnya bala bantuan dari pemerintah.

Sementara di Kabul, penyerang Taliban membunuh Dawa Khan Menapal, kepala Pusat Media dan Informasi Pemerintah. Ini adalah serangkaian pembunuhan terbaru yang bertujuan untuk melemahkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.


Dalam sebuah tweet, Kuasa Usaha AS Ross Wilson mengatakan dia sedih dan muak dengan kematian Menapal, yang dia sebut sebagai 'teman yang memberikan informasi yang benar kepada semua warga Afghanistan'.

"Pembunuhan-pembunuhan ini merupakan penghinaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan berbicara warga Afghanistan," katanya.

Juru bicara kementerian dalam negeri, Mirwais Stanikzai, mengatakan, "Teroris biadab membunuh Menapal saat shalat Jumat. Dia (Menapal) adalah seorang pemuda yang teguh di hadapan propaganda musuh, dan yang selalu menjadi pendukung utama rezim (Afghanistan)."

Taliban telah mengintensifkan kampanye untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang.

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, pada hari Jumat mengatakan perang di sana telah memasuki 'fase baru, lebih mematikan, dan lebih merusak', dengan lebih dari 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir.

Kelompok itu terus untuk menerapkan kembali hukum Islam yang ketat setelah penggulingan mereka pada tahun 2001 oleh pasukan pimpinan AS.

Puluhan aktivis sosial, jurnalis, birokrat, hakim dan tokoh masyarakat yang berjuang untuk mempertahankan pemerintahan Islam liberal telah dibunuh oleh pejuang Taliban dalam upaya untuk membungkam suara perbedaan pendapat di negara yang dilanda perang itu.

Gerilyawan telah menguasai lusinan distrik dan penyeberangan perbatasan dalam beberapa bulan terakhir dan menekan beberapa ibu kota provinsi, termasuk Herat di barat dan Kandahar di selatan, saat pasukan asing mundur.

Zaranj adalah ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke kelompok itu sejak AS mencapai kesepakatan dengan Taliban pada Februari 2020 untuk penarikan pasukan AS. Sebuah sumber lokal mengatakan Taliban telah merebut kantor gubernur, markas polisi dan sebuah kamp di dekat perbatasan Iran.

Sumber-sumber Taliban mengatakan kelompok itu sedang merayakan kemenangan mereka, dan jatuhnya Zaranj akan meningkatkan moral para pejuang mereka di provinsi lain. Seorang komandan Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan itu memiliki kepentingan strategis karena berada di perbatasan dengan Iran.

“Ini adalah awal dan lihat bagaimana provinsi lain segera jatuh ke tangan kita,” katanya, seperti dikutip dari Reuters.

Di tempat lain pejuang Taliban mengintensifkan bentrokan dengan pasukan Afghanistan dan menyerang milisi yang bersekutu dengan pemerintah, kata para pejabat, memperluas dominasi mereka di kota-kota perbatasan dan mendekati dua ibu kota provinsi.

Setidaknya 10 tentara Afghanistan dan seorang komandan anggota bersenjata milik kelompok milisi Abdul Rashid Dostum di provinsi utara Jowzjan tewas.

“Taliban melancarkan serangan kekerasan di pinggiran (ibu kota provinsi) Sheberghan minggu ini dan selama bentrokan hebat seorang komandan pasukan milisi pro-pemerintah yang setia kepada Dustom terbunuh,” kata Abdul Qader Malia, wakil gubernur provinsi Jowzjan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Larangan Reklame Produk Tembakau Mengancam Industri Periklanan

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:05

Indonesia Raih Juara 2 di MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:03

Nasihat Ma’ruf Amin soal Kisruh PBNU

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:48

Kemenkop–Kejagung Perkuat Pengawasan Kopdes Merah Putih

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:35

China Primadona Global

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:01

UUD 1945 Amandemen Masih Jauh dari Cita-cita Demokrasi Pancasila

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:37

Pekerja Pengolahan Tuna di Jakarta, Bali dan Sulut Masih Memprihatinkan

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:12

Bakamla dan Indian Coast Guard Gelar Latihan Bareng di Laut Jawa

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:55

Program Edukasi YSPN Cetak Regenerasi Petani Muda

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:37

Saatnya Rakyat jadi Algojo

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:09

Selengkapnya