Berita

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna/Net

Politik

Rektor ITB-AD: Logikanya, Kalau Ekonomi Meroket 7 Persen Kemiskinan Pasti Turun

JUMAT, 06 AGUSTUS 2021 | 13:27 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pertumbuhan ekonomi yang disebut-sebut meroket di kuartal II 2021 hingga 7,07 persen secara year on year (yoy) nyatanya tidak seindah fakta yang ada.

Laju ekonomi kuartal II 2021, yang terhitung dari April hingga Juni, sebenarnya hanya berada di angka 1,75 persen.  

Begitu tegas Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Jumat (6/8).

Mukhaer mengurai bahwa basis hitungan pertumbuhan ekonomi disebut meroket 7,07 persen adalah pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 yang berada di angka minus (-) 5,32 persen.

“Artinya, jika direkap, maka pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 adalah minus (-) 5,32 persen ditambah 7,07 persen. Hasilnya 1,75 persen,” urainya.

Menurut Mukhaer, BPS telah mengambil hitungan low base untuk mengumumkan pertumbuhan kuartal II 2021 secara yoy. Sehingga terlihat di publik bahwa ekonomi sudah meroket.

“Terlihat pula, semua sektor terdongkrak tinggi karena basis hitungan pada angka yang minus. Ini artinya, pseudo-growth (pertumbuhan prank alias semu),” ujarnya.

Dia pun mengajak publik untuk melihat fakta-fakta lapangan di kuartal II 2021. Di mana pengangguran dan kemiskinan membumbung tinggi, roda ekonomi berhenti, lapangan pekerjaan sulit, dan lain sebagainya.

Fakta-fakta itu cukup untuk menjelaskan keraguan apakah ekonomi benar-benar sudah meroket.

“Logikanya, jika ekonomi tumbuh signifikan, maka akan mampu menyerap lapangan kerja dan kemiskinan pasti menurun,” sambungnya.

Mukhaer Pakkanna memprediksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 atau perode Juli hingga September 2021, pasti akan tergerus di bawah angka 7 persen.

Ini lantaran basis hitungan kuartal III 2020 sudah lebih baik daripada kuartal II 2020.

“Ini tandanya apa? Tren ekonomi ke depan kurvanya berbentuk “W”. Kurva ajrut-ajrutan, naik-turun, naik-turun dan seterusnya,” demikian Mukhaer Pakkanna.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

Pimpinan DPRD hingga Ketua Gerindra Sampang Masuk Daftar 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

Selasa, 16 Juli 2024 | 19:56

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

UPDATE

LKPP Dorong UMKK di NTT Masuki Pasar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:07

Dubes Terpilih AS Kamala Lakhdhir Ngaku Senang Ditugaskan di Indonesia

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:06

Sofyan Tan: Hindari Pinjol dan Judi Online dengan 4 Pilar Kebangsaan

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:00

Iklan Judi Online Racuni Masyarakat, Ini Langkah Konkret Kominfo

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:53

Ikut Sekolah Pemimpin Perubahan, Gus Nung Makin Pede Tarung di Jepara

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:52

Nasfryzal Carlo Ingin Fokus Perkuat Kearifan Lokal

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:35

Bawaslu Berhasil Raih WTP Kesembilan Kali dari BPK

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:27

PAN Tak Ambil Pusing Soal Tarik-Menarik RK di Jakarta atau Jabar

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:08

PPATK: 1.160 Anak di Bawah 11 Tahun Main Judi Online

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:07

Jajaki Dukungan PKB di Pilkada Medan, Prof Ridha Temani Cak Imin Jalan Sore di Berastagi

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:01

Selengkapnya