Berita

Qatar Airways/Net

Dunia

13 Pesawat Airbus 350 Milik Maskapai Qatar Airways Harus Dikandangkan karena Bermasalah

JUMAT, 06 AGUSTUS 2021 | 05:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Maskapai Qatar Airways mengatakan bahwa mereka harus mengandangkan 13 pesawat Airbus 350-nya, sesuai dengan perintah regulator. Perintah itu keluar setelah ditemukan adanya tingkat kerusakan pada permukaan badan pesawat yang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Regulator mengatakan, kerusakan itu mulai terlihat ketika salah satu pesawat itu terbang ke Irlandia untuk pekerjaan cat Piala Dunia awal tahun ini.

Pesawat akan tetap di-ground sampai penyebab degradasi telah diketahui dan perbaikan permanen telah dilakukan.


Maskapai tersebut, salah satu dari tiga besar di Teluk, sebelumnya berhenti menerima pengiriman pesawat karena masalah ini, menurut laporan media pada bulan Juni, yang semakin meningkatkan perselisihan selama berbulan-bulan dengan pembuat pesawat Eropa.

Qatar Airways mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah dipaksa untuk menekan pesawat Airbus 330 yang sudah tidak beroperasi untuk kembali beroperasi untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh larangan 13 pesawat.

Airbus A350 adalah bagian penting dari armada Qatar Airways. CEO maskapai, Akbar Al Baker, telah mengeluarkan kata-kata yang kuat tentang armada tersebut.

"Dengan perkembangan terakhir ini, kami dengan tulus berharap Airbus menangani masalah ini dengan perhatian yang diperlukan," kata Akbar Al Baker dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan larangan terbang jet oleh regulator, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/8).

Juru bicara Airbus mengatakan bahwa pembuat pesawat selalu melakukan pembicaraan dengan pelanggannya tetapi diskusi itu bersifat rahasia.  

Dalam pernyataannya Qatar Airways mengatakan telah memantau degradasi di bawah cat pada badan pesawat selama beberapa waktu. Ini menggambarkan masalah tersebut sebagai 'kondisi signifikan', tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Qatar Airways memiliki armada 53 Airbus A350 dalam seri 1000 dan 900. Maskapai ini memiliki pesanan lain dengan pabrikan pesawat yang berbasis di Toulouse, Prancis, dengan total pemesanan 76 pesawat, jumlah terbanyak dari maskapai mana pun di seluruh dunia. Pada bulan Juni, Qatar Airways mengatakan tidak akan mengambil A350 lagi kecuali masalahnya telah diperbaiki.

Maskapai ini akan menjadi kendaraan penting bagi para penggemar yang menghadiri Piala Dunia FIFA 2022 mendatang di negara Semenanjung Arab ini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya