Berita

Webinar Swasembada Garam Nasional Dari Nusa Tenggara Timur, Kamis, 5 Agustus/RMOL

Bisnis

Supaya Tidak Bergantung Impor, BMKG Beberkan Potensi NTT Mendukung Industrialisasi Garam Indonesia

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 19:43 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Persoalan kuantitas dan kualitas garam menjadi sebagian faktor dari ketergantung impor garam industri di Indonesia. Fakta kebutuhan garam industri mencapai 85 persen dari kebutuhan nasional, dan menyebabkan nilai impornya menjadi tinggi.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) justru melihat kondisi alam dan iklim di sejumlah daerah menjadi potensi industrialisasi garam bida diperkuat.

Koordinator bidang Informasi Iklim Terapan, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Marjuki menyebutkan kondisi alam dan iklim di salah satu Provinsi di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa menjadi salah satu pusat industrialisasi garam.

Padalnya, Marjuki melihat unsur-unsur produksi garam yang ada di NTT memenuhi, seperti parameter iklim curah hujan, suhu , intensitas radiasi matahari, kelembapan udara, dan kecepatan angin.

"Yang itu mempengaruhi laju penguapan air dengan kandungan garam yang berbeda-beda,” kata Marjuki dalam webinar Swasembada Garam Nasional Dari Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/8).

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan, NTT mengalami periode kering hingga 8 bulan per tahun. Waktu penyinaran matahari di NTT lebih lama dibandingkan beberapa daerah pusat produksi garam nasional.

Menurut Marjuki, kombinasi waktu penyinaran lama dan periode hujan pendek membuat NTT unggul dibandingkan daerah lain. Sehingga produksi garam akan lebih optimal jika lahan terletak di pantai.

Namun ia menyayangkan potensi garam NTT belum optimal dimanfaatkan. Sejumlah kajian menunjukkan, potensi produksi garam di seluruh NTT sedikitnya 1,4 juta ton per tahun. Adapun lahan yang bisa dipakai mencapai 20.438 hektar.

"Kini, baru 10.140 hektar dipakai. Sisanya masih menjadi lahan tidur. Karena itu, perluasan lahan produksi garam amat dimungkinkan," tuturnya.

Direktur Industri Kimia Hulu pada Kemenperin, Fridy Juwono, mengatakan, penambahan luasan lahan akan membuat garam NTT tidak hanya berkualitas. Penambahan lahan juga bisa membuat garam NTT berkuantitas tinggi dan produktivitasnya bisa dipacu.

Dalam catatanya, selama ini persoalan kuantitas dan kualitas garam menjadi sebagian faktor pemicu impor garam industri. Fakta kebutuhan garam industri mencapai 85 persen dari kebutuhan nasional menyebabkan impor pun tinggi.

"Industri CAP membutuhkan paling banyak dengan tingkat kemurnian paling tinggi. Selanjutnya ada pertambangan dan makanan minuman yang yang juga membutuhkan garam industri," ucap Fridy.

Fridy menambahkan, Amerika Serikat memproduksi garam rata-rata 42 juta ton per tahun. Meski demikian, setiap tahun AS masih mengimpor rata-rata 17 juta ton. Impor garam AS terutama dipakai untuk mencairkan es di berbagai jalan dan fasilitas publik selama musim dingin.

"Kebutuhan garam industri menjadi salah satu penyebab Indonesia masih harus terus mengimpor garam.Meskipun impor garam tidak hanya dilakukan Indonesia," tutupya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya