Berita

Menteri Pertahanan Benny Gantz (tengah) dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid (kanan) berbicara kepada para duta besar asing di Kementerian Luar Negeri di Yerusalem, 4 Agustus 2021/Net

Dunia

Menhan Israel Benny Gantz: 10 Minggu Lagi Iran Bakal Dapat Bahan untuk Membuat Bom Nuklir

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 14:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Iran akan memperoleh cukup uranium yang diperkaya untuk menciptakan bom nuklir, setidaknya dalam waktu sepuluh minggu ke depan. Untuk itu sangat diharapkan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjatuhkan sanksi ekonomi pada Iran atas program nuklirnya itu.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyampaikan hal itu kepada duta besar dari negara-negara di Dewan Keamanan PBB selama pengarahan di Kementerian Luar Negeri di Yerusalem pada Rabu (4/8) waktu setempat.

“Iran telah melanggar semua pedoman yang ditetapkan dalam JCPOA dan hanya sekitar 10 minggu lagi untuk memperoleh bahan-bahan tingkat senjata yang diperlukan untuk senjata nuklir,” kata Gantz, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (5/8).

“Sekarang saatnya untuk berbuat nyata �" kata-kata tidak cukup,” tambahnya.

“Sudah waktunya untuk melakukan tindakan diplomatik, ekonomi, dan bahkan militer, jika tidak, serangan akan terus berlanjut,” lanjut Gantz.

Pernyataan Gantz muncul di tengah meningkatnya ketegangan di sekitar Teluk Oman, di mana sebuah kapal ditumpangi oleh para pembajak pada Selasa malam (3/8) dan sebuah kapal yang terkait dengan Israel dihantam oleh UAV pekan lalu. Iran telah disalahkan atas kedua serangan itu.

Menekankan bahwa Israel tidak melihat rakyat Iran sebagai musuh, Gantz berkata, “Rezim Iran mengancam kami dan memicu perlombaan senjata regional.”

Presiden AS Joe Biden telah mengisyaratkan kesiapannya untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015 dan telah terlibat dalam negosiasi tidak langsung dengan Iran di samping pembicaraan formal dengan pihak-pihak yang tersisa dalam perjanjian, yakni Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia.

Israel telah lama menentang kesepakatan nuklir tersebut dan menentang niat Biden untuk memasuki kembali perjanjian itu, yang ditentang oleh mantan presiden AS Donald Trump.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya