Berita

Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko/Net

Dunia

Lukashenko Akan Bersiap Selenggarakan Pemilihan Ulang Presiden sesuai dengan Konstitusi

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 10:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belarusia saat ini masih terus berjuang dalam penanganan pandemi. Namun begitu, rencana pemilihan ulang presiden tetap akan dilakukan dalam waktu yang dianggap tepat, secepatnya.  

Sekretaris Pers Kepresidenan, Natalya Eismont mengatakan, bahwa Presiden Aleksandr Lukashenko bersikeras menyelenggarakan pemilihan ulang dalam jangka waktu yang ditentukan segera, di tengah upaya pemerintah melakukan penanganan pandemi.  

Eismont mencatat bahwa selama gelombang pertama pandemi virus corona, masyarakat Belarusia sangat tegang karena semua orang melihat apa yang sedang terjadi di dunia. Saat itulah, penentang pemerintah mengeksploitasi situasi tersebut sehingga terjadi gelombang demonstrasi yang panjang.


“Presiden mengakui bahwa dia tidak memperhatikan kampanye itu sendiri. Dia fokus pada kesehatan dan kehidupan masyarakat. Di pagi, siang, sore, dan terkadang malam, presiden menerima laporan ringkasan puluhan kali per hari," kata Eismont seeprti dikutip darikantor berita pemerintah, Belta, Rabu (4/8).  

Ia menambahkan, ada banyak korban Covid-19 yang dilaporkan. Otoritas kesehatan menganalisa setiap kematian dan melaporkannya kepada presiden. Belum lagi masalah lain seperti penyediaan peralatan medis dan sebagainya. Ada banyak kesibukan yang memembutuhkan perhatian ekstra. Namun, Lukashenko tetap menginginkan pemilihan ulang segera.

"Akan jauh lebih mudah untuk mendeklarasikan penguncian, menahan orang di rumah mereka, dan melarang mereka keluar sepenuhnya, juga menjadwal ulang pemilihan presiden. Apa pun bisa dilakukan dengan menggunakan Covid-19 sebagai alasan saat itu dan masyarakat akan menerimanya. Tapi Presiden mengatakan bahwa pemilihan akan diadakan tepat sesuai dengan Konstitusi,” kata Eismont.

Pilpres Belarusia pada September 2020 memenangkan sang petahanan Lukashenko. Namun, protes meletus saat pengumuman kemenangan. Publik menolak hasil pilpres yang dianggap penuh kecurangan.

Dalam pemilu tersebut, Presiden Alexander Lukashenko, terpilih kembali untuk masa jabatan yang keenam kalinya. Ia telah memerintah negara itu selama 26 tahun. Komisi pemilihan memberinya 80 persen suara. Namun sejak pemilu, negara itu kemudian berada dalam cengkeraman protes besar-besaran yang menuding pemerintah mencurangi pemilu.

Uni Eropa ikut mengecam hasil pilpres tersebut yang dikatakannya sebagai 'tidak bebas dan tidak adil'.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya