Berita

Mantan ratu kecantikan Nikaragua, Berenice Quezada/Net

Dunia

Calonkan Diri sebagai Presiden, Mantan Ratu Kecantikan Nikaragua Berenice Quezada Ditahan Polisi

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 07:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mantan ratu kecantikan Nikaragua, Berenice Quezada, yang mecalonkan diri untuk mengikuti pemilihan presiden pada November mendatang, ditahan pihak kepolisian di tengah tindakan keras pemerintah Presiden Daniel Ortega terhadap pihak oposisi.

Quezada, yang merupakan Miss Nikaragua 2017, ditahan di rumahnya pada Selasa malam (3/8) dan ditempatkan di bawah tahanan rumah, menurut laporan partainya, Aliansi Warga untuk Liberty (ACXL), lewat akun Twitter mereka.

"Quezada berada di bawah tahanan rumah tanpa akses ke telepon, dengan pembatasan migrasi dan dilarang mencalonkan diri untuk jabatan publik," cuit partai Aliansi Warga, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/8).


"Kami menuntut agar dia dibebaskan dan hak asasi Berenice Quezada dihormati," lanjutnya.

Kantor jaksa agung Nikaragua mengatakan pada Rabu (4/8) bahwa Quezada telah melakukan tindakan yang menghasut kebencian dan kekerasan, dan bahwa dia harus berada di bawah tahanan rumah.

Outlet berita Confidencial Nikaragua melaporkan pada hari Selasa bahwa pengaduan kejahatan terorisme telah diajukan terhadap Quezada ke dewan pemilihan Nikaragua atas komentar kritisnya tentang kurangnya kebebasan di negara Amerika Tengah.

Aliansi Warga mendaftarkan Quezada pada hari Senin untuk mendampingi Oscar Sobalvarro, seorang pengusaha dan mantan komandan pemberontak sayap kanan untuk Contras, kelompok gerilya yang didukung AS yang memerangi pemerintah Sandinista Ortega pada 1980-an dalam pemilihan presiden yang akan digelar November mendatang.

Selama berbulan-bulan pemerintah Ortega telah menahan lawan politik, termasuk calon presiden, menjelang pemilihan di mana mantan gerilyawan Marxis dan antagonis Perang Dingin Washington akan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan keempat berturut-turut.

Washington dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap anggota keluarga Ortega, termasuk istri dan wakil presidennya, Rosario Murillo, serta tokoh-tokoh kunci dalam pemerintahan, memperingatkan bahwa pemilihan 7 November tidak bisa bebas dengan sebagian besar lawan Ortega dipenjara. .

Biro Urusan Belahan Bumi Barat pemerintah AS mengatakan di Twitter bahwa "Ortega-Murillo tenggelam ke dalam keputusasaan baru" dengan menahan Quezada.

Banyak tokoh bisnis, jurnalis, dan politisi telah melarikan diri ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir untuk mengantisipasi penangkapan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya