Berita

Mantan Menteri Keuangan RI, Fuad Bawazier/Net

Politik

Fuad Bawazier: Jika Dibiarkan Berlarut, Krisis Pandemi Bisa Membuat Pemerintahan Lengser

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 03:23 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Ada sebuah kekhawatiran tersendiri yang dirasakan mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier, melihat cara penanganan pandemi Covid-19 di tanah air. Bukan tidak mungkin, dengan cara penanganan yang dilakukan, pemerintahan saat ini bisa lengser.

Fuad Bawazier menilai krisis pandemi yang terjadi saat ini tak berbeda dengan krisis moneter pada 1998 silam, yang juga dialami langsung saat masih menjabat menteri.

"Yang harus diwaspadai adalah karena krisis pandemi dan krisis moneter ini adalah serupa tapi tak sama," kata Fuad dalam video yang diunggah kanal YouTube Bravos Radio, Rabu (4/8).

Misalnya, lanjut Fuad, dulu Indonesia berutang ke IMF, sekarang ini utangnya via SBN (Surat Berharga Negara).

Nanti, menurut Fuad, saat krisis pandemi ini selesai, utang tersebut tak akan lunas, bahkan akan semakin membengkak. Dulu saat krismon, Indonesia jadi kelompok terakhir yang keluar dari krisis.

Bukan tidak mungkin Indonesia akan jadi kelompok terakhir juga yang keluar dari krisis akibat pandemi.

"Dulu saya yakin kita salah policy karena mengikuti IMF. Sekarang saya kira kita salah policy karena sejak awal tidak menerapkan lockdown. Sehingga (pandemi) berlarut berkepanjangan," jelasnya.

Fuad juga melihat pemerintahan saat ini tidak stabil. Bisa dilihat dari cara penanganan krisis pandemi yang disebutnya muter-muter. Menterinya, pejabatnya, loncat-loncat seperti tidak beraturan.

"Kalau ini tidak stabil, ya bukan tidak mungkin (pandemi) berlarut begini. Bukan tidak mungkin pemerintahannya lengser juga nasibnya, melihat pengalaman yang lampau," paparnya.

Ketidakstabilan pemerintah juga dilihat Fuad dari adanya kebijakan yang zig-zag. Seperti di awal cuek dengan corona, enggan melakukan lockdown, tapi malah gonta-ganti istilah pembatasan mobilitas masyarakat.

"PSSB, PPKM, Mikro, Darurat, Level-levelan yang kata orang kayak sambal. Tarik menarik antara pusat dengan daerah, ada pro kesehatan atau ekonomi. Ini telah menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintah," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya