Berita

Fregat Jerman, Bayern/Net

Dunia

Lawan Pengaruh China, Jerman Kirim Fregat ke Laut China Selatan

RABU, 04 AGUSTUS 2021 | 08:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketegangan di Laut China Selatan meningkat. Kapal-kapal perang milik negara-negara di luar kawasan tampak berseliweran di perairan tersebut. Fregat Jerman, Bayern juga dilaporkan tengah berlayar ke Laut China Selatan.

Pelepasan fregat Bayern dari pelabuhan Wilhelmshaven pada Senin (2/8) disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer. Ia mengatakan, kapal perang itu memiliki misi selama tujuh bulan untuk melakukan perjalanan ke Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.

Diperkirakan, kapal itu akan berlayar melalui Laut China Selatan pada pertengahan Desember tahun ini. Itu menjadi pertama kalinya kapal perang Jerman berada di perairan tersebut setelah hampir dua dekade.


Kehadiran fregat Bayern di kawasan itu ditujukan untuk menjamin kebebasan navigasi dan solidaritas.

"Kami ingin hukum yang ada dihormati, rute laut dapat dilalui dengan bebas, masyarakat terbuka untuk dilindungi, dan perdagangan dilakukan di bawah aturan yang adil," ujarnya di Twitter.

Pengerahan fregat Bayern tampaknya merupakan tindak lanjut dari pembicaraan antara Kramp-Karrenbauer dengan Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi pada Desember 2020. Ketika itu, Jepang mengundang Jerman untuk berpartisipasi dalam latihan militer bersama dengan Pasukan Bela Diri Jepang pada tahun ini.

Jepang sendiri merupakan salah stau negara yang konsisten mengangkat isu ancaman China, baik di kawasan maupun dunia.

Menurut Peneliti dari Pusat Analisis dan Strategi China, Namrata Hasija, kehadiran Jerman di Laut China Selatan merupakan upaya untuk menyeimbangkan pengaruh China.

"Dengan angkatan laut China yang mengkonsolidasikan kehadirannya di Samudra Hindia dan membangun pangkalan di Djibouti, serta menyerbu ke Laut Mediterania dan Baltik, kekuatan besar Eropa telah gelisah," kata Hasija, seperti dikutip India Narrative.

“Penyeberangan kapal tersebut terkait dengan dokumen Pemerintah Jerman, Pedoman Kebijakan untuk kawasan Indo-Pasifik, yang dirilis pada September 2020," tambahnya.

Selain Jerman, kapal perang Kanada juga telah melalui Laut China Selatan dan mengadakan latihan dengan Angkatan Laut Jepang pada tahun lalu. Hal yang sama juga dilakukan Belanda dan Prancis. Sementara Inggris melakukannya pada awal tahun ini.

Saat ini, agresivitas China tampaknya telah membuat banyak negara merevisi kebijakan nasional mereka.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya