Berita

Bupati Kabupaten Bandung Barat non-aktif, Aa Umbara Sutisna/Net

Hukum

Aa Umbara Merasa ada Modus Politik dari Proses Hukumnya yang Dipercepat Orang Inisial HK

SELASA, 03 AGUSTUS 2021 | 21:23 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Proses hukum perkara dugaan korupsi bansos di Kabupaten Bandung Barat yang mencokok Bupati non-aktif Aa Umbara Sutisna (AUS), kembali didalami Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Upaya pendalaman kali ini dilakukan KPK dengan meminta keterangan Aa Umbara, terkait surat yang dijadikan sebagai barang bukti penangkapannya, di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (3/8).

Penasihat Hukum (PH) Aa Umbara, Rizky Rizgantara menjelaskan, kliennya dikonfirmasi terkait tulisan yang ada dalam surat yang berisi tentang dugaan keterlibatan seseorang berinisial HK.

Rizky menyebut HK bekerjasama dengan seseorang yang mengaku sebagai petugas KPK agar proses penyelidikan Aa Umbara dinaikkan ke tahap penyidikan dan segera ditahan.

"Itu kan dasarnya munculnya HK itu dari hasil bukti temuan dari penyidik yang disita. Bukti itu ada surat yang bertuliskan HK, Bupati dan KPK," ujar Rizky saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/8).

Rizky menjelaskan, di dalam surat itu tertera nama si pembuat surat bernama Asep yang merupakan kenalan dari anak Aa Umbara bernama Asep Lukman.

Di dalam surat yang ditulis Asep itu, ada penjelasan mengenai upaya HK mendorong proses hukum Aa Umbara untuk cepat dinaikan ke tahap penyidikan dan penahanan. Dan itu dilakukan Asep melalui seseorang yang mengaku sebagai penyidik KPK.

Rizky menuturkan, saat isi surat itu dikonfirmasi penyidik KPK kepada Aa Umbara, kliennya hanya menjelaskan surat itu dibuat oleh Asep dan menceritakan maksud dan tujuan dari pembuatannya.

"Jadi lewat surat itu, HK berupaya menyogok KPK melalui (yang mengaku) petugas atau penyidik KPK. Menjanjikan uang Rp 4 miliar dan saat itu baru diberikan Rp 1 miliar menurut pengakuan si pembuat surat yang dia (Aa Umbara) ketahui," jelas Rizky.

Rizky juga menyebutkan, pengakuan Asep mengenai tujuan HK menulis surat itu adalah untuk bisa menempati kursi kosong Bupati yang ditinggalkan Aa Umbara.

"Benar atau tidaknya peristiwa itu terjadi? Pak Bupati enggak tahu. Karena begitu dikonfirmasi surat itu, karena disita waktu itu, ya pak Bupati menjelaskan itu surat dibuat oleh orang yang menjelaskan barusan," terangnya.

Surat yang berisi tulisan Asep itu, lanjut Rizky, ditemukan penyidik saat melakukan penggeledahan di rumah Asep Lukman yang merupakan anaknya Aa Umbara.

Atas dugaan itu, Rizky mengaku belum melaporkan secara formil kepada KPK. Akan tetapi, pihaknya berharap agar KPK memastikan kebenaran informasi tersebut untuk menjaga nama baik KPK.

"Memang ada harapan juga dari kami, khususnya penasihat hukum dari Pak Bupati non aktif, agar ini terang benderang, agar ini fair untuk menjaga nama baik KPK juga, karena orang tersebut membawa-bawa nama KPK," ucap Rizky.

"Ya idealnya kan dilakukan penyelidikan tersendiri terkait dugaan itu, benar atau tidaknya," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya