Berita

Rapat Kerja Komisi III DPR RI/Net

Politik

Dukung Panja Impor Emas, Komisi III DPR: Tidak Ada Orang Kuat yang Kebal Hukum

SELASA, 03 AGUSTUS 2021 | 13:26 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Rencana pembentukan Panitia Kerja (Panja) untuk mengusut kasus impor emas yang melibatkan BUMN PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mendapat dukungan dari Komisi III DPR RI.

Panja tersebut dinilai penting dibuat DPR untuk mengetahui kemungkinan adanya pelanggaran hukum dalam impor emas Antam dari Singapura tersebut.

"Panja penyelundupan itu wajib dibuat untuk memeriksa pihak-pihak terkait impor emas tersebut yang diduga merugikan negara Rp 47,1 T," kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Sahroni kepada wartawan, Selasa (3/8).

Sahroni mengaku bila proses pembentukan Panja akan dilakukan ketika masuk masa persidangan DPR RI.

"Sekarang masih masa reses, jadi belum bisa jawab. Segera setelah masuk masa sidang kami minta (untuk) buat Panja," paparnya.

Politisi Nasdem ini menjelaskan, pihaknya mendukung penegakan supremasi hukum tanpa pandang bulu.

"Kasus ini sangat besar, tidak menutup kemungkinan banyak yang terlibat. Apalagi ada daftar perusahaan BUMN seperti PT Antam dan sejumlah perusahaan lainnya," katanya.

Di mata hukum, kata dia, setiap warga negara sama. Oleh karenanya, ia juga mendorong agar ejaksaan Agung turut menyoroti impor emas tersebut.

"Untuk kasus impor emas ini, Kejaksaan Agung harus serius mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya, tidak ada orang kuat di mata hukum, yang salah harus menerima konsekuensinya," tegasnya.

Wacana pembentukan Panja terkait impor emas disuarakan Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Herman Herry dalam Rapat Kerja Komisi dengan Kejaksaan Agung, pada Senin lalu (14/7).

Saat itu, politisi PDIP itu menyebutkan Panja akan memanggil Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai untuk menggali penjelasan utuh dari perkara tersebut.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya