Berita

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/Net

Dunia

Kesampingkan Janji-janji Junta, AS Ingin ASEAN Lebih Tegas Soal Myanmar

SELASA, 03 AGUSTUS 2021 | 08:22 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Komitmen junta Myanmar untuk mengadakan pemilu dan mengakhiri keadaan darurat dua tahun ke depan tidak dipandang baik oleh Amerika Serikat (AS).

Washington menganggap janji-janji tersebut hanya upaya junta untuk mengulur waktu. Sehingga, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta ASEAN untuk bergerak lebih tegas, dan mendorong ditunjuknya seorang utusan.

Hal itu disampaikan Blinken ketika berpartisipasi dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN secara virtual pada Senin (2/8).

Menjelang pertemuan menlu ASEAN, kepala junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing mengumumkan janji untuk mengadakan pemilu dan mencabut keadaan darurat pada Agustus 2023. Sebelumnya, junta sendiri berjanji untuk memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun sejak dimulainya kudeta pada 1 Februari.

Seorang pejabat senior AS mengatakan, pengumuman seharusnya menjadi peringatan bagi ASEAN untuk berupaya lebih keras.

"Jelas bahwa junta Burma hanya mengulur waktu dan ingin terus memperpanjang kalender demi keuntungannya sendiri," ujar pejabat tersebut, seperti dikutip Channel News Asia.

"Semakin banyak alasan mengapa ASEAN harus terlibat dalam hal ini," tambahnya, sembari menekankan pentingnya implementasi lima poin konsensus ASEAN yang juga telah disepakati Myanmar.

Dalam KTT ASEAN bulan April, para pemimpin negara-negara anggota telah menyepakati lima poin konsensus untuk menyelesaikan krisis Myanmar.

Kelima poin tersebut meliputi penghentian kekerasan, dimulainya dialog, mediasi oleh Ketua dan Sekretaris Jenderal ASEAN, bantuan kemanusiaan, dan dikirimnya utusan khusus ASEAN.

Sejauh ini implementasi dari poin-poin tersebut belum dilakukan dengan optimal. Hal ini juga disoroti oleh Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataannya dalam pertemuan pada Senin.

"100 hari sudah berlalu sejak ASEAN Leaders' Meeting di Jakarta. Saya terus terang menyampaikan sampai saat ini tidak terjadi perkembangan yang signifikan dalam implementasi lima poin konsensus," ujarnya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya