Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Kopi Gayo Semakin Pahit

SELASA, 03 AGUSTUS 2021 | 02:50 WIB

PADA suatu masa, seorang Bupati mengundang seluruh Koperasi, Eksportir, Tengkulak serta seluruh pihak yang berjibaku pada kopi Gayo dari hulu sampai hilir.

Udara sejuk tak terasa lagi, tiba-tiba pertemuan berubah: panas. Bupati marah dengan wajah memerah, suasana terlihat tegang!

Satu kata Bupati yang masih teringat, kira kira begini.


“Kenapa harus kalian publikasikan kopi Gayo ditolak Uni Eropa, ini dampaknya kemana mana".

Mendengar pernyataan Bupati tersebut, salah satu eksportir Kopi menjawab dengan tenang.

“Begini bapak Bupati, kami sudah sampaikan berulang kali tentang program berkelanjutan soal penanganan Kopi, tapi tidak ada respons. Hal ini perlu kita ungkap untuk perbaikan ke depan, tidak perlu juga kita tutupi, lambat laun akan terbuka juga, tidak kita yang umumkan maka mereka sendiri yang akan umumkan, dampaknya jauh lebih dahsyat".

Bupati tetap tidak terima dengan penjelasan para eksportir kopi tersebut.

Para eksportir kembali menjelaskan, peran serta pemerintah sangat dibutuhkan, kemampuan kami terbatas, hanya kepada anggota Koperasi saja yang dapat kami bina dan edukasi, selebihnya menjadi tanggungjawab pemerintah.

Saat itu, kopi di atas meja semakin terasa pahit. Konyolnya, sejak pertemuan tersebut sampai saat ini, terlihat belum ada langkah nyata, semua masih berjalan sendiri-sendiri.

Tak terima atas bocornya informasi kopi Gayo ditolak Eropa, lantas di akhir pertemuan Bupati mengancam akan melakukan audit semua Koperasi.

Saya hanya tersenyum mendengar ancaman tersebut. Apakah pak Bupati ini tidak tahu kalau koperasi tersebut tidak menggunakan dana pemerintah? Kayaknya perlu banyak membaca soal regulasi Koperasi.

Jika Koperasi menggunakan dana Pemerintah, katakanlah ada kucuran dana APBK, boleh saja Bupati memerintahkan Inspektorat untuk audit dan lain sebagainya.

Sudah tidak dibantu pemerintah daerah, sok berkuasa pula. Akhirnya ucapan Bupati tersebut hanya jadi bahan tertawaan setelah rapat selesai.

Lalu, apakah zat Glyphosate bisa dihilangkan? Tentu saja bisa, tapi butuh waktu dan ketekunan.

Waladan Yoga

Direktur Eksekutif Ramung Institute

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya