Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Sebarkan Misinformasi Soal Covid-19, Sky News Australia Dicekal YouTube Selama Seminggu

SENIN, 02 AGUSTUS 2021 | 08:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Platform berbagi video YouTube menangguhkan sementara salah satu media terbesar di Australia, Sky News, karena diduga melanggar kebijakan informasi Covid-19.

Selain melakukan penangguhan selama sepekan, platform milik Google itu juga dilaporkan telah menghapus secara permananen beberapa video sebelumnya tentang virus corona dari kanal mereka.

YouTube mengatakan pada Minggu (1/8), bahwa penangguhan itu dilakukan setelah mereka melakukan peninjauan 'video lama' Sky News Australia yang dilaporkan menyertakan video yang menolak keberadaan Covid-19.


“Secara khusus, kami tidak mengizinkan konten yang menyangkal keberadaan Covid-19, atau yang mendorong orang untuk menggunakan hidroksiklorokuin atau ivermectin untuk mengobati atau mencegah virus," kata juru bicara YouTube kepada Guardian Australia.

“Kami memiliki kebijakan misinformasi medis Covid-19 yang jelas dan ditetapkan berdasarkan panduan otoritas kesehatan lokal dan global, untuk mencegah penyebaran misinformasi Covid-19 yang dapat menyebabkan bahaya di dunia nyata,” lanjutnya.

Di bawah ketentuan larangan sementara - selama tujuh hari - YouTube tidak akan mengizinkan saluran yang memiliki 1,86 juta pelanggan tersebut memposting atau melakukan streaming langsung.

Menurut kebijakan YouTube, penangguhan selama seminggu dihitung sebagai satu teguran. Jika tiga peringatan tersebut dikeluarkan selama 90 hari, saluran akan dihapus secara permanen dari platform.

Sky News Australia, yang merupakan anak perusahaan dari News Corp Australia, mengatakan mengakui hak YouTube untuk menegakkan kebijakannya, tetapi  secara tegas menolak pernah menyangkal keberadaan Covid-19 seperti yang tersirat.

Editor digitalnya, Jack Houghton bahkan menyebut penangguhan itu sebagai 'serangan yang mengganggu' terhadap hak asasi manusia dan media.

Saluran YouTube Sky telah berkembang dalam dua tahun dari 70.000 pelanggan menjadi 1,85 juta, lebih tinggi dari ABC News atau perusahaan media lokal lainnya.

Salah satu video paling populer, dengan 4,6 juta penayangan, adalah "Orang Australia harus tahu kebenarannya - virus ini bukan pandemi" karya Jones, yang diposting pada puncak pandemi tahun lalu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya