Berita

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo/Net

Politik

Tolak Lockdown karena Takut Rakyat Menjerit Wujud Presiden Tak Piawai sebagai Problem Solver

SABTU, 31 JULI 2021 | 10:26 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Keputusan Presiden Joko Widodo menolak lockdown karena tak mau rakyat makin menjerit adalah bukti sang kepala negara belum mampu memahami apa yang dirasakan rakyatnya.

"Jokowi sepertinya belum memahami realitas yang terjadi bahwa masyarakat menjerit karena PPKM Darurat tidak memberikan solusi konkret selama pandemi," kata pengamat sosial-politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA), Herry Mendrofa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/7).

Kekhawatiran presiden tersebut pun tidak masuk akal. Sebab jeritan rakyat karena sulit memenuhi kebutuhan tak akan terjadi jika pemerintah menerapkan lockdown. Tentunya dengan catatan tidak mengabaikan UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan sebagai landasan hukum.

"Sudah jelas ketika UU Karantina Kesehatan dijalankan secara optimal serta pemerintah hadir untuk bertanggungjawab atas keseluruhan hajat masyarakatnya, setidaknya laju pandemi akan melambat,” katanya.

Sehingga, ia meminta Jokowi agar benar-benar memahami suasana kebatinan dan harapan publik.

"Jokowi ini presiden yang harusnya optimis dan tampil sebagai problem solver di tengah-tengah suasana kebatinan masyarakat yang kurang stabil akibat dampak negatif kebijakan tidak produktif,” tuturnya.

Jika terus-menerus memberlakukan PPKM Darurat, ia khawatir akan menimbulkan potensi meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia. Belum lagi kebijakan PPKM semi-lockdown cenderung setengah jadi dan dianggap tidak efektif.

"Kebijakan PPKM ini setengah jadi, output-nya pun tidak maksimal. Artinya jika pemerintah menginginkan hasil yang efektif, kebijakannya harus matang," pungkas Herry Mendrofa.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Paspampres Buka Suara soal Marhan Harahap Meninggal saat akan Salat Jumat

Rabu, 20 Maret 2024 | 10:50

UPDATE

Penjualan Melorot, Laba Bersih AMMN Nyungsep 79,9 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:55

Korban Tewas Akibat Serangan Moskow Meningkat Hingga 143 Orang

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:39

Genjot Jumlah Wisman, Kemenparekraf Dorong Pengembangan Desa-desa Wisata

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:19

Pengamat: Prabowo Tidak Perlu Didesak Mundur

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:11

Rusia Ragu ISIS Pelaku Serangan Moskow, Kembali Sudutkan Ukraina

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:05

Golkar Terancam Jadi Partai Keluarga Bila Dipimpin Jokowi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00

Astronom Kerajaan Inggris Sarankan Pengiriman Robot ke Ruang Angkasa

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:57

Rapat Paripurna ke-14, 272 Anggota DPR Bolos

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:38

Genjot Wisman Jepang, Kemenparekraf Gandeng Garuda Indonesia

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:35

Kepala Intelijen Rusia Lakukan Kunjungan ke Korea Utara

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:29

Selengkapnya