Berita

Ketua Komisi I DPR, Metya Hafid/Net

Politik

Tanpa Ada Penguatan Literasi Digital, Sulit Penyebar Hoax Dihentikan

JUMAT, 30 JULI 2021 | 21:26 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Literasi digital yang kuat penting dimiliki masyarakat untuk mengantisipasi munculnya berita-berita bohong (hoax) dan mengarah pada kebencian ke pihak-pihak tertentu.

Untuk itu, kata Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius W. Pudjianto, perlu adanya penekanan pada masyarakat untuk saring sebelum sharing informasi.

"Dengan melakukan saring sebelum sharing informasi yang didapatkan dari media sosial, masyarakat dapat mengecek kebenaran sebuah berita atau informasi," kata Bonifasius dalam webinar bertajuk Bersama Lawan Berita Hoax yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (30/7).


Bonifasius mengungkapkan, ada empat pilar dalam literasi digital nasional.

Yaitu digital skill atau kemampuan dalam menggunakan perangkat media, lalu digital safety yaitu keamanan di dunia digital, kemudian digital culture atau budaya digital dan bagaimana menghadapinya serta digital ethics atau etika dalam dunia maya.

"Empat pilar ini perlu dipahami agar masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial dan bagaimana memanfaatkan perangkat digital dengan sebaik-baiknya," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid yang hadir sebagai pembicara, mengatakan berita bohong atau hoax merupakan ancaman bagi Indonesia dan dunia karena dapat mempengaruhi opini publik dalam waktu singkat dengan biaya murah dan sulit dilacak.

Di samping itu, hoax lanjut Meutya, juga berdampak secara politis.

Dalam analisa politisi Golkar itu, hoax bukan hanya menimbulkan kepanikan dan kecemasan publik, tetapi juga membuat masyarakat terpolarisasi ke dalam pandangan-pandangan politis yang saling berlawanan.

Meutya menjelaskan, penindakan yang tegas atas berbagai kasus pelanggaran hukum karena menyebarkan hoax menjadi sangat penting yang harus dilakukan agar hoax tidak makin menyebar.

"Namun, bagi saya yang paling dibutuhkan sesungguhnya adalah edukasi dan literasi kritis para warga di kehidupan nyata dan kehidupan digital. Tanpa hal tersebut, jangan harap penyebarluasan hoax dapat diredam," katanya.

Sementara itu, dari sudut pandang psikologi, Khadijah Almakiyah menuturkan, ada sejumlah faktor yang membuat orang mempercayai berita hoax.

Salah satunya adanya peristiwa traumatis.

"Orang yang hidupnya sulit, lebih rentan termakan hoax," ujarnya.

Khadijah juga mengungkapkan ada 130.680 kasus berita hoax di Indonesia soal pandemi Covid-19 yang diselidiki Mabes Polri hingga Juni 2020.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya