Berita

Aksi unjuk rasa di Tunisia/Net

Dunia

Tunisia Dilanda Kekacauan, Presiden Pecat PM Dan Bekukan Parlemen

SENIN, 26 JULI 2021 | 08:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kekacauan melanda Tunisia. Presiden Kais Saied mengumumkan pemecatan Perdana Menteri Hichem Mechihi dan membekukan parlemen.

Langkah itu diambil presiden setelah melakukan pertemuan darurat di istana, setelah warga Tunisia menggelar aksi protes nasional karena menganggap pemerintah telah gagal menangani pandemi Covid-19.

Pada Sabtu (24/7), ribuan orang berkumpul di beberapa kota, mengkritik partai berkuasa karena lonjakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali. Mereka menuntut agar parlemen dibekukan.

Di ibukota, para pengunjuk rasa membunyikan klakson mobil, mengingatkan pada revolusi 2011, yang membawa Tunisia ke demokrasi dan memicu Arab Spring di Timur Tengah.

Dalam pengumumannya yang disiarkan di televisi pada Minggu (25/7), Saeid mengatakan pembubaran parlemen tidak diizinkan oleh konstitusi. Tetapi berdasarkan Pasal 80, parlemen dapat dibekukan.

"Banyak orang tertipu dengan kemunafikan, pengkhianatan dan perampokan hak-hak rakyat," ujar Saeid, seperti dikutip Reuters.

Saeid mengatakan, ia akan mengambil alih kekuasaan eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru yang akan ia tunjuk sendiri.

Selama Tunisia bergulat dengan pandemi, Saeid diketahui mengalami perselisihan politik dengan Meichichi.

Berdasarkan konstitusi, presiden memiliki tanggung jawab langsung hanya untuk urusan luar negeri dan militer. Tetapi lambatnya pemerintah membuat Saeid ikut bertanggung jawab atas penanganan pandemi, khususnya vaksinasi.

Lonjakan kasus Covid-19 di Tunisia membuat kewalahan tenaga medis dan rumah sakit. Bahkan angka kematian akibat Covid-19 di negara berpenduduk 12 juta itu sudah mencapai 18 ribu orang.

Dalam pengumumannya Saeid juga meminta agar warga tidak menanggapi situasi krisis dengan kekerasan.

"Saya memperingatkan siapa pun yang berpikir untuk menggunakan senjata dan siapa pun yang menembakkan peluru, angkatan bersenjata akan merespons dengan peluru," imbaunya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya