Berita

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha/Net

Dunia

Berani Kritik Pemerintah Soal Penanganan Covid, Sejumlah Selebriti Thailand Dilaporkan Ke Polisi

JUMAT, 23 JULI 2021 | 07:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketidakpuasan atas penanganan pemerintah Thailand terhadap pandemi Covid-19 yang disuarakan sejumlah selebritis berbuah laporan hukum dari Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha.

Hal itu salah satunya dialamatkan kepada Rapper Danupa 'Milli' Kanaterrakul, yang dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik setelah melakukan kritik terhadap Prayut di akun media sosial miliknya.

Kanaterrakul (18), tiba di kantor polisi Nang Lerng di Bangkok pada Kamis (22/7) pagi waktu setempat. Kedatangannya merupakan tindak lanjut atas pemanggilan dirinya atas cuitannya di Twitter tentang penanganan Jenderal Prayut terhadap situasi Covid-19 pada Juni lalu.


Usai diperiksa dia kemudian mengakui tuduhan itu dan membayar denda sebesar 2.000 baht atau sekitar 882 ribu rupiah.

Apiwat Kanthong, yang mengepalai salah satu komite Prayut, mengajukan pengaduan terhadapnya pada 9 Juli atas nama perdana menteri.

Tindakan tersebut mendapat kritikan dari Asisten Prof Pornsant Liangboonlertchai di Fakultas Hukum Universitas Chulalongkorn. Dia mengatakan kabinet, termasuk Jenderal Prayut, adalah entitas publik atau pejabat publik yang mewakili rakyat, bukan entitas swasta.

Tokoh Thailand lainnya, Tongthong Chandransu, mantan dekan Fakultas Hukum di Universitas Chulalongkorn, juga memposting di Facebook: "Pemerintah bukanlah badan hukum. Oleh karena itu, pemerintah tidak dapat menjadi pihak yang dirugikan dalam kasus pidana."

Letnan Jenderal Pol Piya Tavichai, wakil kepala polisi Bangkok, mengatakan polisi sedang mempertimbangkan tuduhan serupa terhadap 25 selebriti lainnya. Beberapa dari mereka diajukan oleh tim Apiwat sementara yang lain diajukan oleh Sonthiya Sawasdi, seorang penasihat komite DPR untuk hukum, keadilan dan hak asasi manusia.

Pada Selasa (19/7), Menteri Ekonomi Digital Thailand, Chaiwut Thanakamanusorn memperingatkan orang-orang, terutama selebriti, agar tidak memposting "informasi palsu" di media sosial.

"Aktor adalah influencer atau figur publik yang dicintai masyarakat. Tolong jangan memanfaatkan keuntungan ini untuk agenda politik mereka dengan menyerang pemerintah. Itu sama saja dengan mendistorsi informasi dan menyebarkan berita palsu," katanya.

“Anda terus mengatakan banyak orang meninggal akibat Covid karena vaksin yang lebih rendah dan menyalahkan pemerintah. Benarkah? Tolong jangan melihat dari satu sisi. Anda harus memikirkan apa yang telah dilakukan pemerintah juga — pengadaan vaksin bagus yang memenuhi standar seperti yang dilakukan tetangga kita," tambahnya.

Tahun lalu, Jenderal Prayut menunjuk Apiwat untuk memimpin komite beranggotakan 10 orang yang bertugas memantau dan mengambil tindakan hukum terhadap orang-orang yang menyebarkan informasi palsu di media sosial tentang dia dan kabinetnya.

Hingga saat ini, pihaknya telah mengajukan ratusan pengaduan. Kritikus mengatakan pembentukan komite semacam itu mungkin tidak sah karena menggunakan uang pembayar pajak untuk menghentikan kritik, bahkan ketika kritik itu tidak bersifat pribadi.

Komite berwenang untuk mengajukan keluhan atas nama perdana menteri tanpa harus menunggu lampu hijaunya.

Sebagian besar dakwaan adalah pencemaran nama baik di bawah KUHP dan pelanggaran di bawah undang-undang kejahatan komputer. Beberapa di antaranya melibatkan penghinaan kerajaan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya