Berita

Petani tebu/Net

Politik

Komisi VI DPR Dorong Kemenperin Respons Asosiasi Petani Tebu Soal Izin Usaha PT KTM

KAMIS, 22 JULI 2021 | 21:09 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPP APTRI) mendorong Kementerian Perindustrian mencabut izin usaha PT Kebun Tebu Mas (PT KTM).

Dorongan tersebut disampaikan APTRI dalam surat yang dilayangkan kepada Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. APTRI beralasan, apa yang selama ini dilakukan PT KTM tidak sesuai dengan semangat swasembada pangan, dalam hal ini gula sebagaimana digariskan pemerintah.

Dalam suratnya, APTRI menilai PT KTM tidak menepati janji atas kewajiban menambah luas tanam tebu sesuai persyaratan. Hal itu berimbas pada rusaknya harga beli tebu dengan cara mematok harga pembelian yang tinggi.


Menanggapi hal itu, anggota Komisi VI DPR RI, Mukhtarudin mendorong agar Kemenperin merespons surat aduan dari masyarakat tersebut. Respons diperlukan agar Kemenperin bisa memetakan berbagai problem yang selama ini menghambat program swasembada gula.

"Saya kira ini persoalan serius karena sebelumnya ada aduan serupa juga dari Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu. Itu artinya perlu ada respons memadai terkait berbagai aduan masyarakat ini," ujar Mukhtarudin, Kamis (22/7).

Politisi Partai Golkar ini memandang, persoalan gula harus jadi perhatian serius lantaran menyangkut hajat hidup banyak orang. Persoalan itu pula menjadi kewajiban DPR RI untuk mengawasi kebijakan pemerintah agar lebih pro terhadap rakyat.

"DPR siap berikan dukungan penuh ke pemerintah, dalam hal ini Kemenperin untuk membenahi sektor gula dari hulu sampai hilir, termasuk membenahi pabrik gula yang nakal atau tidak sejalan dengan semangat swasembada gula," tegasnya.

Adapun terkait dugaan adanya berbagai pelanggaran yang dilakukan PT KTM sebagaimana dilontarkan APTRI maupun FSP BUMN Bersatu, Mukhtarudin mendukung penuh jika Kemenperin mengusut tuntas dugaan-dugaan tersebut.

"Sebaiknya segera saja Kemenperin melakukan penelusuran secara komprehensif. Jika dibiarkan berlarut-larut justru hanya akan menghambat cita-cita swasembada gula itu sendiri," tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya