Berita

Unjuk rasa menolak PPKM di Kota Bandung/Net

Nusantara

Kesbangpol: Massa Aksi Tolak PPKM Mayoritas Bukan Warga Kota Bandung

KAMIS, 22 JULI 2021 | 15:23 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Aksi unjuk rasa menolak PPKM Darurat di Kota Bandung yang berlangsung ricuh pada Rabu kemarin (21/7) diduga karena disusupi pihak-pihak tertentu.

Menurut Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung, Inci Dermaga Mustawan, unjuk rasa kemarin telah ditunggangi oleh kelompok Anarko. Mereka menyusup ke massa aksi hingga akhirnya berujung kekacauan.‎

‎"Memang betul, kemarin kita dapat informasi benar mereka akan merapat ke massa yang akan unjuk massa. Pertama mereka masuk dulu ke driver ojek online. Tapi karena tahu mereka (ojol) menolak, nah kemarin mereka merapat ke mahasiswa, itulah yang membuat kekacauan," ungkap Inci saat diskusi daring, Kamis (22/7).


Inci menambahkan, pihak kepolisian akhirnya melakukan pembubaran massa yang dinilai melanggar protokol kesehatan dan mulai tidak kondusif. Setidaknya 150 orang telah ditangkap dan diamankan oleh pihak kepolisian.‎

"Kita dapat data dari Polrestabes, yang ditangkap 150 orang, di dalamnya mahasiswa hanya 9 orang, lulusan SMA, mereka tidak bekerja," bebernya.‎

"Saat ini mereka sedang dilakukan pembinaan oleh Polrestabes," imbuhnya, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Lebih jauh lagi, menurut pihak kepolisian, terungkap fakta bahwa massa aksi ternyata mayoritas bukan warga Kota Bandung.‎

"Yang disayangkan juga, ternyata mereka itu bukan warga Kota Bandung," tuturnya.

Inci menambahkan, Kesbangpol Kota Bandung telah melakukan berbagai upaya dalam memberikan pemahaman terhadap berbagai organisasi massa khususnya dalam melakukan unjuk rasa. Bahkan, pendidikan dan pelatihan juga diberikan kepada tingkat pelajar.‎

Meski begitu, Inci mengakui bahwa pihaknya masih kesulitan dalam melakukan pengawasan dan pemetaan terhadap kelompok Anarko. ‎

"Kita telah melakukan upaya itu, kami dengan ormas ada bimtek, pelajar juga, nah Anarko ini pergerakannya tidak seperti yang lainnya. Memang sulitnya Anarko ini tidak hanya berasal dari penduduk Kota Bandung," tandasnya.‎

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya