Berita

Ilustrasi tes swab/Net

Politik

Pemerintah Harus Segera Jelaskan Secara Logis Alasan Kurangi Jumlah Testing

SELASA, 20 JULI 2021 | 14:31 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pengurangan jumlah tes spesimen yang terjadi beberapa hari terakhir ini jadi sorotan keras masyarakat. Mau tidak mau pemerintah harus memberi penjelasan logis alasan mengurangi spesimen yang telah membuat angka penambahan kasus positif Covid-19 jadi menurun.

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, pengurangan jumlah tes spesimen ini harus segera diklarifikasi pemerintah.

Sebab, terkesan data yang disajikan kepada rakyat adalah terjadi penurunan jumlah kasus harian di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Jika tidak bisa dijelaskan oleh pemerintah, ini sangat berbahaya terkait pengendalian pandemi. Apalagi jika pengurangan jumlah tes itu hanya sekadar untuk menutupi kebijakan PPKM Darurat yang bisa dikatakan gagal total membendung amukan varian baru Covid-19, dan hanya semakin mempersulit hidup masyarakat," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/7).

Kalaupun alasannya ternyata adalah persoalan anggaran, pemerintah tetap harus bisa memberikan skala prioritas dalam pengendalian pandemi.

"Menkeu juga harus bisa menjelaskan refocusing dan realokasi APBN 2021 untuk penanganan pandemi beserta dampak sosial ekonominya," pungkas Satyo.

Sementara itu, analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, bahkan menilai rezim Jokowi kejam karena mengurangi jumlah testing.

Hal ini disampaikan Ubedilah setelah melihat data yang ada. Data per 15 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 56 ribu dengan jumlah testing 250 ribu dan positivity rate 41 persen.

Pada 16 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 54 ribu dengan jumlah testing 250 ribu dan positivity rate 46 persen.

Lalu pada 17 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 52 ribu dengan jumlah testing 250 ribu dan positivity rate 40 persen.

Akan tetapi, pada 18 Juli, jumlah konfirmasi positif menurun jadi 44 ribu yang juga diikuti jumlah testing 190 ribu, dengan positivity ratn yang justru naik jadi 47 persen.

"Data di atas menunjukan bahwa jumlah testing dikurangi secara drastis. Ini berarti jika tidak dikurangi jumlah testingnya maka sesungguhnya memungkinkan kasus positif dan kematiannya jauh lebih besar dari data yang dipublikasi," kata Ubedilah beberapa hari lalu.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya