Berita

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra/Net

Politik

Dewan Pakar IAKMI: PPKM Darurat Tidak Memutus Mata Rantai Covid-19, Solusinya Hanya Lockdown

SABTU, 17 JULI 2021 | 11:55 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dikeluarkan pemerintah diyakini tidak akan bisa memutus mata rantai kasus Covid-19 di Tanah Air.

Demikian disampaikan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra saat menjadi narasumber dalam diskusi daring mengusung tema "Jalan Terjal PPKM Darurat", Sabtu (17/7).

"Saya perlu tegaskan, PPKM itu tidak memutus mata rantai Covid-19, itu yang harus diingat," ujar Hermawan.

Lagipula, menurut dia, kebijakan PPKM Darurat secara metode tidak jauh berbeda dengan kebijakan yang diambil pemerintah seperti Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) hingga PPKM Mikro.

PPKM Darurat hanya berorientasi melandaikan kasus, namun tidak memutuskan mata rantai penularan Covid-19.

"PPKM itu dimulai PPKM Mikro dipertegas dipertebal sekarang PPKM Darurat volumenya ya diatur, tapi pendekatan metodenya sama, pendekatan zona epidemiologi, spasial, dan memang terkesan parsial," kata Hermawan.

"PPKM ini dijadikan alat untuk memutuskan mata rantai karena tidak mungkin, untuk melandaikan iya, atau untuk menunda sementara," imbuhnya menegaskan.

Atas dasar itu, Hermawan menyebut bahwa hanya lockdown yang bisa memutuskan mata rantai penularan Covid-19. Sebab, PPKM Darurat Jawa-Bali berbeda dengan lockdown secara pendekatan metodologis meskipun berdampak secara ekonomi.

"Pertanyaannya, kalau landai, kalau menunda, terus what next? Apa yang kita lakukan? Kalau lockdown itu berbeda, lockdown itu betul-betul memutus pada suatu waktu memang ada kerugian ekonomi. Tetapi kerugian itu terukur. Sehingga mitigasi resiko post pandemi menjadi lebih mudah," tandasnya.

Selain Hermawan, hadir narasumber lain dalam diskusi daring tersebut yakni anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay, Bupati Bogor Ade Yasin, Sekjen PMI Sudirman Said, Ketua Umum PB IDI Daeng Faqih, dan sosiolog UI Daisy Indira Yasmin.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya