Berita

Gedung WHO/Net

Dunia

Kirim Surat Ke WHO, 48 Negara Minta Politisasi Asal-usul Virus Dihentikan

JUMAT, 16 JULI 2021 | 12:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebanyak 48 negara dilaporkan telah telah mengirim surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentang politisasi penyelidikan tentang asal-usul virus corona. Mmendesak organisasi untuk bertindak sesuai dengan resolusi yang dibuat oleh Majelis Kesehatan Dunia (WHA) dan mendorong penyelidikan global tentang keterlacakan virus.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada Kamis (15/7) waktu setempat.

Dalam surat yang ditujukan kepada Dirjen WHO Tedros Adhanom tersebut, ke 48 negara menegaskan kembali bahwa virus adalah musuh bersama yang dihadapi umat manusia saat ini dan hanya dapat ditaklukkan dengan upaya bersama masyarakat global.


“Ini menunjukkan bahwa laporan bersama WHO-China tentang asal-usul virus harus menjadi dasar dan pedoman untuk pelacakan virus global. Surat itu menunjukkan bahwa penyelidikan tentang asal-usul virus adalah karya ilmiah dan mengharuskan para ilmuwan untuk bekerja dalam lingkup global,” menurut juru bicara tersebut, seperti dikutip dari Global Times, Jumat (16/7).

Surat itu juga menekankan bahwa pekerjaan ini tidak boleh dipolitisasi dan mendesak Sekretariat WHO untuk bertindak sesuai dengan resolusi WHA, bekerja sama dengan negara-negara anggota terkait, dan bergerak maju dengan penyelidikan asal virus.

“Dalam surat bersama, sejumlah besar negara berkembang memberikan suara yang luar biasa untuk keadilan. Ini sangat kontras dengan pemaksaan AS terhadap sejumlah kecil negara untuk terlibat dalam manipulasi politik, menentang sains, dan memutarbalikkan fakta. Ini sepenuhnya mencerminkan keadilan di komunitas internasional dan sepenuhnya menunjukkan bahwa mayoritas negara menjunjung tinggi keadilan, objektivitas, dan keadilan,” kata juru bicara itu.

Dikatakan jubir, sejak awal pandemi Covid-19, Tiongkok telah menunjukkan sikap ilmiah, profesional, serius, dan bertanggung jawab dalam masalah ketertelusuran asal-usul virus. China juga merupakan negara pertama terlibat dalam kerja sama dengan WHO dalam penelusuran asal virus global.

Sejak tahun lalu, China telah dua kali mengundang pakar WHO untuk melakukan penelitian ketertelusuran di China, katanya.

Awal tahun ini, pakar internasional dari 10 negara, termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Australia membentuk kelompok pakar gabungan dengan pakar China untuk melakukan penelitian bersama selama 28 hari di China. Selama kunjungan, mereka menganalisis data, melakukan kunjungan lapangan dan berkomunikasi dengan rekan-rekan.

WHO sendiri secara resmi merilis laporan penelitian bersama China-WHO pada 30 Maret. Laporan ini mengikuti prosedur organisasi tersebut, mengadopsi metode ilmiah, mewujudkan otoritas dan sains, dan telah diakui dan dihormati secara universal oleh komunitas internasional, meletakkan dasar yang baik untuk ketertelusuran global kerja.

Namun beberapa negara yang dipimpin oleh AS dikatakan telah melakukan stigmatisasi, pelabelan, dan politisasi asal muasal epidemi.

"Tindakan-tindakan ini telah secara serius mengganggu dan merusak kerja sama internasional dalam penelitian keterlacakan, menciptakan kesulitan dan hambatan besar bagi negara-negara untuk memerangi epidemi dan menyelamatkan nyawa, dan menimbulkan ketidakpuasan dan penentangan yang meluas di komunitas internasional," kata jubir.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya