Berita

Chulabhorn Royal Academy (CRA) Thailand/Net

Kesehatan

Akademi Kerajaan Thailand Rilis Vaksin Sinopharm Berbayar Seharga Rp395.000 Per Dosis

KAMIS, 15 JULI 2021 | 07:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Chulabhorn Royal Academy (CRA) Thailand mengatakan bahwa pihaknya akan merilis aplikasi untuk memesan vaksin Sinopharm berbayar, yang bisa diunduh pada Kamis dan Jumat (15-16 Juli).

Vaksin alternatif tersebut akan dijual dengan harga 888 baht atau sekitar 395 ribu rupiah per dosis, harga yang sama seperti yang dikenakan oleh agen lain yang membeli dari akademi.

Akademi telah memasok vaksin Sinopharm buatan China itu ke badan administratif lokal untuk distribusi lokal.


Sekjen CRA Nithi Mahanonda mengatakan jika memungkinkan harga tersebut bisa saja diturunkan. Batch pertama vaksin tersedia untuk dipesan oleh 30.000 - 50.000 orang.

"CRA juga sedang dalam proses pemesanan vaksin alternatif merek lain untuk digunakan sebagai suntikan booster," katanya, seperti dikutip dari Bangkok Post, Rabu (14/7).

Setelah batch pertama pesanan vaksin Sinopharm selesai, putaran berikutnya akan dimulai dalam empat hingga lima hari. Interval akan memastikan rumah sakit telah menyiapkan ruang penyimpanan yang cukup untuk vaksin yang akan diberikan kepada mereka yang memesannya.

Setelah vaksin dipesan melalui aplikasi dan transfer uang selesai, pengaturan akan dibuat agar vaksin dapat diberikan di rumah sakit pilihan pemerintah atau swasta.

Nithi mengatakan imunisasi sangat penting untuk melindungi dari jenis virus yang muncul.

"Sebelum memesan, CRA harus mempelajari jenis vaksin dan kualitasnya," kata Nithi.

CRA juga telah mengumumkan tidak memiliki kebijakan untuk menawarkan pencampuran dan pencocokan dosis vaksin, kecuali untuk orang-orang yang menjadi subjek penelitian medis, mereka yang mengembangkan efek samping yang tidak diinginkan, atau mereka yang alergi terhadap suntikan vaksin pertama.

Akademi mengatakan masih merekomendasikan suntikan pertama dan kedua menggunakan vaksin oleh produsen yang sama.

"Akademi tidak akan bertanggung jawab atas efek samping yang dialami oleh siapa pun yang mendapatkan vaksin dari CRA untuk inokulasi lintas merek atau sebagai suntikan booster yang tidak tepat," kata Nithi.

Ia juga memperingatkan bahwa asuransi mungkin tidak akan menanggung risiko dalam peristiwa seperti itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya