Berita

Ilustrasi Covid-19/Net

Publika

Serangan Puncak

SELASA, 13 JULI 2021 | 07:21 WIB

DATA Organisasi Kesehatan Dunia untuk Covid-19 di Indonesia menunjukkan perkembangan serangan puncak. Gaspol.Kasus terkonfirmasi baru Covid-19 sebesar 40427 kasus per hari dan kematian terbaru sebesar 1007 jiwa per hari. Grafik perkembangan dua indikasi itu menunjukkan perilaku ekstrim menuju pada keseimbangan puncak maksimum global tertinggi.

Persoalan yang terjadi adalah pemerintah mempunyai tafsir yang berbeda 180 derajat dengan gambar grafik kedaruratan Covid-19 tersebut. Pemerintah memberikan tafsir bahwa penanganan Covid-19 terkendali. Pemerintah terkesan marah kepada pengamat yang memberikan kesan bahwa penanganan Covid-19 tidak terkendali.

Indikasi terkendali itu jika perkembangan kasus terkonfirmasi Covid-19 mendekati nol per hari. Demikian pula dengan indikasi kematian akibat Covid-19 per hari juga terindikasi terkendali, jika grafik-grafik kematian akibat covid-19 menunjukkan mendekati nol.

Persoalan mendasar yang terjadi berupa fatamorgana serangan covid-19 menuju puncak maksimisasi global, namun ditafsirkan oleh pemerintah seolah pesawat tempur tora-tora sedang jatuh berkecepatan maksimum menuju menghujam ke bumi.

Pada tataran global, jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 3,11 miliar dosis sedangkan jumlah penduduk dunia sekitar 7,7 miliar. Jadi ketersediaan vaksin di tingkat dunia sebanyak 40,39 persen dari Jumlah penduduk menunjukkan sinyal bahwa harapan terjadinya herd immunity masih jauh dan persoalan grafik serangan covid-19 yang berkembang menuju puncak itu sulit mengandalkan kecukupan kebutuhan bala bantuan vaksin dari para negara sahabat.

Dalam kaitannya dengan taktik pemerintah menggunakan PPKM Darurat adalah pemerintah mengandalkan bala bantuan TNI Polri, Polisi Pamong Praja, dan Hansip, serta pers arus utama untuk berinovasi melakukan kegiatan gerilya melawan covid-19 sebagaimana meniru metode Jenderal Sudirman melawan Jenderal Spoor pada periode perang kemerdekaan.

Akan tetapi harapan dari pemerintah untuk berhasil membangkitkan sistem pertahanan rakyat semesta itu terkendala oleh struktur perekonomian, yang 99 persen merupakan badan usaha koperasi dan UMKM, sedangkan sisanya berupa usaha besar.

Artinya, rekam jejak kebijakan pemerintah selama ini sesungguhnya terkesan melupakan daya tahan pencarian nafkah harian dari bentuk badan usaha koperasi dan UMKM. Kebijakan-kebijakan pemerintah terkesan lebih memprioritaskan usaha besar PMA dan PMDN maupun kepentingan ASN dan BUMN dibandingkan amanat penderitaan dari koperasi dan UMKM.

Sektor formal lebih mendapat tempat di hati pemerintah dibandingkan sektor informal, yang dipandangnya secara sebelah mata.

Dalam situasi yang serba darurat dan keterbatasan anggaran serta personal, maka pemerintah perlu kembali ke titik dasar kebutuhan, yaitu untuk kembali mampu menggenggam amanat hati nurani rakyat banyak, yaitu kepentingan sektor informal, koperasi dan UMKM, agar praktek PPKM Darurat mengejawantah.

Merebut trust rakyat dan meninggalkan pencitraan-pencitraan taktik cara buzzer.

Sugiyono Madelan Ibrahim

Peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya