Berita

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam/Net

Politik

Istana Klaim Libatkan Ahli Saat Pilih Sinovac, Saiful Anam: Jangan-jangan Ahli Abal-abal Untuk Keruk Keuntungan Besar

MINGGU, 11 JULI 2021 | 20:40 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Joko Widodo mengklaim telah melibatkan para ahli, termasuk ahli epidemiologi saat menggunakan vaksin Sinovac untuk rakyat Indonesia dalam menangani pandemi virus corona baru (Covid-19).

Akan tetapi, penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia membuat dunia ragu terhadap vaksin buatan China itu.

Dasar keraguan itu karena saat ini Indonesia mengalami lonjakan kasus infeksi secara signifikan.

Bahkan, peningkatan kasus dan kematian bukan hanya terjadi kepada warga yang belum divaksinasi, namun sebaliknya.

Hal itu pula yang menjadi sorotan media asing terhadap penggunaan vaksin Sinovac yang telah digunakan oleh pemerintah Indonesia sejak awal.

Merespons hal itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin mengklaim bahwa penggunaan vaksin Sinovac telah melibatkan para ahli hingga ahli epidemiologi.

"Semua keputusan untuk sampai pada menggunakan vaksin (Sinovac) ini pun itu berdasarkan keputusan dan perbincangan yang tidak pendek waktunya, tidak sedikit jamnya dengan para ahli epidemiologi," kata Ali Ngabalin di acara Karni Ilyas Club, Jumat (9/7).

Menanggapi itu, Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam mempertanyakan siapa sosok ahli yang dilibatkan pemerintah dalam penggunaan vaksin Sinovac.

"Siapa ahlinya? Harus dibuka ke publik. Jangan-jangan ahli abal-abal yang hanya ingin mengeruk keuntungan di tengah merajalelanya Covid-19," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/7).

Menurut Saiful, kegagalan vaksin tidak perlu menarik-narik keterlibatan ahli. Karena, yang murni bersalah adalah pihak yang menyetujui dan mendatangkan vaksin Sinovac, yakni pemerintah.

"Kalau saja pemerintah tidak gegabah dan terburu-buru dalam pengadaan vaksin, maka bisa jadi tidak akan terjadi seperti saat ini," kata Saiful.

Atas pernyataan Ali Ngabalin itu, Saiful berpandangan bahwa Istana seperti ingin cuci tangan dengan menyatakan telah melibatkan ahli dalam pengadaan vaksin Sinovac.

"Bisa jadi ahli hanya dijadikan tameng untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya bagi oknum tertentu dalam pengadaan vaksin di Indonesia," pungkas Saiful.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya