Berita

Pemimpin Senat Haiti, Joseph Lambert/Net

Dunia

Sekelompok Senator Tunjuk Pemimpin Senat Joseph Lambert Sebagai Presiden Sementara Haiti

SABTU, 10 JULI 2021 | 15:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sekelompok senator Haiti telah mendukung kesepakatan untuk mengangkat pemimpin Senat Joseph Lambert sebagai presiden sementara negara itu pada Jumat (9/7) waktu setempat.

Penunjukkan tersebut terjadi hanya dua hari pasca penembakan brutal Presiden Jovenel Moise di kediamannya pada Rabu (7/7). Selain itu mereka juga menunjuk Ariel Henry sebagai perdana menteri baru.

Namun, langkah tersebut telah diabaikan oleh Perdana Menteri sementara Claude Joseph.

Joseph sendiri telah dipandang oleh PBB sebagai pemimpin sah Haiti sampai pemilihan diadakan akhir tahun ini.

"Saya tidak tertarik pada perebutan kekuasaan," kata Joseph kepada kantor berita Associated Press.

"Hanya ada satu cara orang bisa menjadi presiden di Haiti. Dan itu melalui pemilihan," ujarnya.

Langkah para senator Haiti kemungkinan akan menjerumuskan negara itu lebih jauh ke dalam krisis konstitusional.

Konstitusi Haiti menyatakan Moise seharusnya digantikan oleh Ketua Mahkamah Agung, tetapi dia meninggal karena Covid-19 baru-baru ini.

Pemerintah sementara telah meminta bantuan pasukan dari Amerika Serikat untuk melindungi infrastruktur utama selama periode ketidakstabilan politik ini.

"Kami pasti membutuhkan bantuan dan kami telah meminta bantuan mitra internasional kami. Kami yakin mitra kami dapat membantu polisi nasional dalam menyelesaikan situasi ini," kata PM Joseph kepada kantor berita AP dalam sebuah wawancara.

Namun permintaan bantuan pasukan tersebut telah ditolak Gedung Putih, dan hanya bersedia mengirimkan Intelijen untuk menyelidiki kasus pembunuhan Moise.

Sedikitnya 28 orang diduga terlibat dalam pembunuhan itu, termasuk dua warga negara AS, kata kepala polisi Leon Charles pada Kamis (8/7).

Direktur polisi Columbia mengatakan pada hari Jumat bahwa 17 mantan tentara Kolombia diyakini terlibat dalam pembunuhan Moise.

Moise mengambil alih kursi kepresidenan pada Februari 2017 dan merupakan tokoh kontroversial selama masa jabatannya dalam peran tersebut. Harga gas yang lebih tinggi, masalah ekonomi, dan respons pemerintah terhadap pandemi telah menyebabkan pengunjuk rasa menyerukan pengunduran dirinya dalam beberapa tahun terakhir.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya