Berita

Senjata, ponsel, paspor, dan barang-barang bukyi lainnya diperlihatkan kepada media bersama dengan tersangka pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu pagi di rumahnya, di Port-au-Prince, Haiti, 8 Juli 2021/Foto; Reuters

Dunia

AS Dan Kolombia Kirim Tim Intel Senior Ke Haiti Bantu Penyelidikan Kasus Pembunuhan Presiden Jovemel Moise

SABTU, 10 JULI 2021 | 08:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat dan Kolombia mengatakan bahwa mereka siap turun tangan dalam penyelidikan kasus pembunuhan brutal Presiden Haiti Jovenel Moise, setelah sejumlah warga negara mereka ditangkap karena diduga terlibat.

Gedung Putih menyatakan pada Kamis (8/7), bahwa pihaknya akan mengirm pejabat senior dari Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) ke Haiti sesegera mungkin untuk menilai situasi dan melihat cara terbaik yang dapat mereka bantu.

Dua sumber penegak hukum AS, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa badan-badan sedang menyelidiki hubungan AS dengan pembunuhan itu.


"Kami mengetahui penangkapan dua warga AS di Haiti dan sedang memantau situasinya. Karena pertimbangan privasi, kami belum bisa berkomentar," kata eorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/7).

Langkah serupa juga akan diambil Kolombia.

"Kepala direktorat intelijen nasional Kolombia dan direktur intelijen polisi nasional juga akan melakukan perjalanan ke Haiti bersama Interpol untuk membantu penyelidikan," kata Presiden Kolombia Ivan Duque, Jumat (9/7).

"Kami menawarkan semua bantuan yang mungkin untuk menemukan kebenaran tentang materi dan pelaku intelektual pembunuhan itu," tulis Duque di Twitter, seraya mengatakan dia baru saja berbicara di telepon dengan Perdana Menteri sementara Haiti Claude Joseph.

Polisi di Haiti telah mengatakan pembunuhan itu dilakukan oleh unit komando yang terdiri dari 26 tentara bayaran Kolombia dan 2 tentara bayaran Haiti-Amerika. Kedua warga Amerika Haiti itu diidentifikasi sebagai James Solages (35), dan Joseph Vincent (55), keduanya berasal dari Florida.

Namun demikian motif pembunuhan Moise belum juga ditentukan, para pejabat juga belum menjelaskan bagaimana para pembunuh melewati detail keamanannya.

Semasa hidup, Moise telah menghadapi protes massa terhadap pemerintahannya sejak menjabat pada 2017, pertama karena tuduhan korupsi dan pengelolaan ekonominya, kemudian atas cengkeramannya yang meningkat pada kekuasaan.

Moise sendiri telah berbicara tentang kekuatan gelap yang bermain di balik kerusuhan: sesama politisi dan oligarki korup yang merasa usahanya untuk membersihkan kontrak pemerintah dan untuk mereformasi politik Haiti bertentangan dengan kepentingan mereka.

Sementara komandan angkatan bersenjata Jenderal Luis Fernando Navarro mengatakan bahwa 17 tersangka yang ditangkap pihak berwenang Haiti, telah pensiun dari tentara Kolombia antara 2018 dan 2020.

 Jorge Luis Vargas, direktur polisi nasional Kolombia, mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa 11 tersangka Kolombia telah melakukan perjalanan ke Haiti melalui kota resor Punta Cana di Republik Dominika, yang berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti.

Dua lainnya melakukan perjalanan melalui udara ke Panama, sebelum terbang ke ibu kota Dominika Santo Domingo dan kemudian Port-au-Prince, kata Vargas.

Pembunuhan Moise oleh sekelompok pria bersenjata pada Rabu (7/7) dini hari di rumahnya di Port-au-Prince membawa Haiti jatuh lebih dalam ke dalam krisis politik yang dapat memperburuk kelaparan, kekerasan geng, dan wabah Covid-19.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya