Berita

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett/Net

Dunia

PM Israel Bersama Raja Yordania Umumkan Perjanjian Baru Tentang Air Dan Perdagangan

JUMAT, 09 JULI 2021 | 12:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Seorang pejabat Israel mengkonfirmasi bahwa Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Raja Yordania Abdullah II telah bertemu secara diam-diam di Amman ibukota Yordania pada pekan lalu.

Tak lama setelah pertemuan rahasia tersebut, kedua negara mengumumkan perjanjian baru tentang air dan perdagangan.

Perjanjian tersebut, disimpulkan selama pertemuan antara Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dan Menlu Israel Yair Lapid. Keduanya bertemu di Jembatan Raja Hussein antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki Israel pada hari Kamis (8/8).

Berdasarkan kesepakatan itu, Yordania akan membeli tambahan 50 juta meter kubik air dari Israel dan meningkatkan ekspornya ke Tepi Barat yang diduduki dari yang awalnya 160 juta dolar AS per tahun menjadi sekitar 700 juta dolar AS.

Kesepakatan tersebut menandakan peningkatan hubungan dengan pemerintah baru Israel setelah bertahun-tahun hubungan tegang di bawah mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pohak Yordania mengatakan tim teknis akan menyelesaikan rincian kesepakatan perdagangan dalam beberapa hari mendatang, dan bahwa pembicaraan tentang penerapan pagu ekspor akan diadakan di antara pejabat Israel, Yordania dan Palestina.

Gidon Bromberg, direktur Israel EcoPeace Middle East, sebuah kelompok lingkungan Yordania, Palestina dan Israel, mengatakan kesepakatan itu menandai "peningkatan dramatis" dalam ekspor air dari Israel, yang katanya belum mengekspor lebih dari 10 juta meter kubik per tahun sampai sekarang.

Dia mengatakan Yordania masih menghadapi defisit air 500 juta meter kubik per tahun dan harus mengimpor jauh lebih banyak untuk memastikan pasokan yang berkelanjutan untuk semua kebutuhannya. Yordania adalah salah satu negara terkering di dunia dan kekurangan airnya diperkirakan akan memburuk dengan perubahan iklim.

Israel dan Yordania berdamai pada tahun 1994 dan menjaga hubungan keamanan yang erat, tetapi hubungan telah tegang dalam beberapa tahun terakhir akibat ketegangan di Al-Aqsa, perluasan permukiman Yahudi Israel di tanah yang dimenangkan perang dan kurangnya kemajuan dalam perdamaian yang hampir mati. 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya