Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Lawan Ganasnya Varian Delta, Pfizer Akan Minta FDA Izinkan Suntikan Dosis Vaksin Tambahan

JUMAT, 09 JULI 2021 | 08:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kepala Pejabat Ilmiah Pfizer Mikael Dolsten berencana meminta regulator AS untuk mengesahkan dosis tambahan vaksin Covid-19 dalam bulan depan. Hal ini merujuk pada adanya bukti risiko infeksi ulang yang lebih besar dalam enam bulan setelah seseorang diinokulasi, juga penyebaran varian Delta yang sangat menular.

Dolsten mengatakan pada Kamis (8/7), penurunan efektivitas vaksin yang baru-baru ini dilaporkan di Israel sebagian besar disebabkan oleh infeksi pada orang yang telah divaksinasi pada Januari atau Februari. Kementerian kesehatan negara itu mengatakan efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64 persen pada Juni.

"Vaksin Pfizer sangat aktif melawan varian Delta," kata Dolsten dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/7).

"Tetapi setelah enam bulan, kemungkinan ada risiko infeksi ulang karena antibodi, seperti yang diperkirakan, berkurang," katanya.

Pfizer tidak merilis set lengkap data Israel pada hari Kamis, tetapi mengatakan akan segera dipublikasikan.

"Ini kumpulan data kecil, tapi saya pikir trennya akurat: enam bulan keluar, mengingat Delta adalah varian paling menular yang pernah kita lihat, itu dapat menyebabkan infeksi dan penyakit ringan," kata Dolsten.

Dolsten mengatakan bahwa data awal dari studi perusahaan sendiri menunjukkan bahwa dosis penguat ketiga menghasilkan tingkat antibodi yang lima sampai 10 kali lipat lebih tinggi daripada setelah dosis kedua, menunjukkan bahwa dosis ketiga akan menawarkan perlindungan yang menjanjikan.

"Beberapa negara di Eropa dan di tempat lain telah mendekati Pfizer untuk membahas dosis booster, dan beberapa mungkin mulai memberikannya sebelum otorisasi potensial AS," kata Dolsten.

Dolsten mengatakan dia percaya bahwa suntikan booster sangat penting pada kelompok usia yang lebih tua.

Dolsten juga mengatakan Pfizer dan BioNTech sedang merancang versi baru vaksin yang menargetkan varian Delta, tetapi mengatakan perusahaan tidak percaya bahwa versi saat ini perlu diganti untuk memerangi varian tersebut.

Eric Topol, seorang profesor kedokteran molekuler dan direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California berpendapat, mendasarkan keputusan pada berkurangnya perlindungan antibodi mengabaikan peran bagian penting lain dari respons imun, termasuk sel B memori, yang dapat membuat antibodi sesuai permintaan saat ditantang oleh virus.

"Anda perlu studi yang lebih baik untuk dapat menegaskan hal itu. Ini bukan hanya menetralkan antibodi," kata Topol.

Pfizer berencana untuk segera meluncurkan uji coba kemanjuran terkontrol plasebo dari booster dengan 10.000 peserta. Studi itu akan berjalan sepanjang musim gugur, kata Dolsten, yang berarti itu tidak akan selesai sebelum pengajuan perusahaan ke Food and Drug Administration (FDA).

Dr. William Schaffner, seorang ahli vaksin di Pusat Medis Universitas Vanderbilt, mengatakan bahkan jika Pfizer berhasil mendapatkan persetujuan atas usul dosis tambahannya oleh FDA, itu hanyalah langkah pertama. Booster masih perlu ditinjau dan direkomendasikan oleh penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

"Ini tidak otomatis dengan cara apapun," katanya.

Schaffner mengatakan secara realistis, sebagian besar bandwidth kesehatan masyarakat di Amerika Serikat masih terfokus pada mendorong orang Amerika untuk mendapatkan dosis vaksin pertama dan kedua.

Sampai berita ini ditulis, FDA menolak mengomentari rencana Pfizer tersebut.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya