Berita

Ilustrasi virus Covid-19/Net

Kesehatan

Gelombang Delta Belum Usai, Muncul Varian Kappa Dan Lambda

JUMAT, 02 JULI 2021 | 19:22 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Mutasi virus yang berakibat pada munculnya varian baru, termasuk pada Covid-19, masih terjadi dan ditemukan oleh para ilmuwan.

Teranyar, Indonesia diserang oleh Covid-19 varian Delta yang diberi label oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Variants of Concern (VoC).

Varian virus itu menciptaan gelombang lonjakan kasus Covid-19 di tanah air selama dua pekan terakhir ini.


Belum selesai menghadapi varian Delta, Indonesia kembali menemukan kasus infeksi varian baru lainnya yang diberi nama varian Kappa.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta salah satu yang mengonfirmasi temuan varian Kappa tersebut, yakni sebanyak satu kasus.

Varian yang sama, juga sudah menulari satu orang yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga total ada dua kasus varian Kappa yang sudah masuk Indonesia.

Varian Kappa ini berasal dari negara yang sama dengan varian Delta yaitu India, dan diberi lael oleh WHO sebagai Variants of Interest (VoI). Kappa Variant ini merupakan garis keturunan mutasi B.1.617 atau varian Delta.

Dari segi penularan, menurut WHO varian itu adalah salah satu yang telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas atau beberapa klaster Covid-19 dan telah terdeteksi di banyak negara.

Karena, Kappa pertama kali terdeteksi di lebih dari 3.500 dari 30.000 sampel kumulatif yang dikirimkan India ke inisiatif GISAID yang mengelola database global genom virus Corona baru.

Selain Kappa, ada satu varian baru lainnya yang sudah beredar di belahan dunia selain Indonesia. Yaitu, varian Lambda yang juga diberi label oleh WHO sebagai VoI dan diberi kode C.37.

Varian itu ditemukan pertama kali di Peru pada Desember 2020. Namun sampai hari ini, sudah terdeteksi dari sampel yang dibagikan 26 negara ke GISAID.

Varian Lambda termasuk dalam silsilah B.1.1.1, yang telah diidentifikasi di sebanyak 29 negara, termasuk di Amerika Utara dan Selatan, Eropa dan Oseania. WHO mengatakan bahwa varian ini memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan, yang dapat berimplikasi pada betapa mudahnya virus menyebar di antara manusia.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya