Berita

Ketua Satuan Gugus Tugas Covid-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban/Net

Kesehatan

Sudah Diperingatkan Sejak Lama, Kasatgas IDI: Kenapa Kita Terkejut Kasus Covid-19 Melonjak?

KAMIS, 01 JULI 2021 | 21:39 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia seperti halnya terjadi hari ini seharusnya sudah bisa dibaca sejak jauh-jauh hari lalu.

Tidak sedikit pakar kesehatan yang kerap memperingatkan soal bahaya penyebaran virus corona bila tidak disikapi serius. Terlebih dengan masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia.

"Saya tidak mengerti mengapa kita terkejut dengan jumlah kasus Covid-19 yang melonjak atau rekor kematian yang tercipta pada hari ini: 504 jiwa. Ini tak terelakkan dan sudah dibahas jauh-jauh hari," kata Ketua Satuan Gugus Tugas Covid-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban di akun Twitternya, Kamis (1/7).


Prof Zubairi sendiri menjadi salah satu pakar yang sudah memperingatkan bahaya varian baru Covid-19 sejak jauh-jauh hari.

Bahkan berdasarkan catatan redaksi, Prof Zubairi pernah memperingatkan publik medio Maret 2021 lalu soal mutasi corona B.1.1.7. Saat itu, ia menanggapi penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air.

"Belum (berakhir). Jenis corona lama memang berkurang, tapi strain B.1.1.7 bertambah dan telah ditemukan di Indonesia," jelas Prof Zubairi, ketika itu, (Rabu, 3/3).

Ia kemudian mengurai mutasi corona B.1.17 yang sebelumnya muncul di Inggris tersebut. Mutasi tersebut menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas.

Kemudian pada bulan Juni lalu, Prof Zubairi juga mengingatkan bahwa penularan varian Delta bisa terjadi dengan cepat dan bisa dengan berpapasan.

Dan benar saja, beberapa waktu belakangan, terjadi ledakan kasus Covid-19 di Indonesia yang cukup tinggi. Prof Zubairi pun pernah menyarankan agar pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan lockdown selama dua minggu.

Kini, ia berharap kepada publik untuk tidak memandang sebelah mata varian Covid-19 baru tersebut. Melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini, yakni PPKM Darurat, diharapkan kasus Covid-19 bisa segera diredam.

"Saya harap tidak ada rekor-rekor lanjutan dengan berlakunya PPKM Darurat. Amin," tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya