Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Dewan Kesehatan Belanda: Vaksinasi Pada Anak Akan Kurangi Sirkulasi Virus Dan Dampak Negatif Dari Pembatasan Covid

KAMIS, 01 JULI 2021 | 13:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belanda menyetujui vaksinasi Covid-19 bagi anak dan remaja usia 12 hingga 17 tahun, menyusul rekomendasi dari Dewan Kesehatan Belanda setelah pertimbangan etis dan hukum yang ekstensif.

Dewan telah menemukan bukti bahwa memvaksinasi anggota kelompok usia ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kaum muda tetapi juga bagi masyarakat luas pada umumnya.

Menteri Kesehatan Hugo de Jonge sebelumnya telah mengatakan vaksinasi untuk anak dan remaja dilakukan mengingat sebentar lagi akan dimulai tahun ajaran baru, dan pelaksanaan vaksin itu sendiri dilakukan pada Jumat (2/6).


Sejauh ini, satu-satunya vaksin yang disetujui untuk digunakan di Belanda oleh orang-orang yang berusia di bawah 18 tahun adalah yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech.

“Selain manfaat kesehatan langsung, vaksinasi juga dapat menghasilkan keuntungan tidak langsung. Misalnya, vaksinasi pada anak berusia 12 hingga 17 tahun akan mengurangi sirkulasi virus pada kelompok tersebut dan dengan demikian mengurangi kemungkinan tindakan pembatasan yang berdampak negatif pada mereka, seperti karantina untuk kelas sekolah atau penutupan sekolah,” kata Dewan, mengutip NL Times, Kamis (1/6)..

Lebih lanjut, Dewan menjelaskan bahwa menawarkan suntikan kepada orang muda berusia 12 hingga 17 tahun akan membantu menahan kemungkinan munculnya kembali epidemi di musim dingin dan dengan demikian juga mengurangi tingkat infeksi di antara orang dewasa.

Dewan Kesehatan mengakui tentang adanya beberapa laporan efek samping setelah penggunaan Pfizer/BioNtech pada remaja tetapi menjelaskan bahwa tingkat keparahannya sedang. Disebutkan laporan tentang miokarditis, radang otot jantung, dan perikarditis, radang perikardium, sebagai kemungkinan efek samping, yang juga sebagian besar ringan ketika terjadi.

“Masih belum jelas sejauh mana terjadinya miokarditis dan perikarditis terkait dengan vaksinasi dengan BioNTech/Pfizer. European Medicines Agency (EMA) saat ini sedang menyelidiki hal ini. Miokarditis dan perikarditis juga terjadi dengan infeksi virus corona itu sendiri,” tulis laporan tersebut. Dewan menjelaskan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya