Ilustrasi Homo lungi atau Manusia Naga, spesies manusia purba yang sangat dekat dengan Homo sapiens/AFP
Para arkeolog di China melaporkan temuan tengkorak manusia yang berusia lebih dari 140 ribu tahun di timur laut China.
Tengkorak yang terawetkan hampir sempurna itu mewakili spesies baru manusia purba yang memiliki kedekatan dengan Neanderthal.
Para peneliti pada Jumat (25/6) mengumumkan, tengkorak itu milik seorang laki-laki berotak besar berusia 50-an, dengan mata cekung dan alis tebal.
Meskipun wajahnya lebar, ia memiliki tulang pipi datar dan rendah yang membuatnya lebih mirip manusia modern daripada anggota silsilah manusia lainnya yang telah punah lainnya.
Tim peneliti telah menghubungkan spesies tersebut dengan temuan fosil China lainnya dan menyebut spesies itu dengan nama
Homo longi atau “Manusia Nagaâ€, seperti dikutip
AFP.
Tengkorak itu pertama kali ditemukan pada tahun 1933 di kota Harbin, tapi kemudian disembunyikan di dalam sumur selama 85 tahun untuk melindunginya dari tentara Jepang.
Pada 2018, sumur itu digali dan tengkorak diserahkan kepada seorang profesor di Universitas GEO Hebei, Ji Qiang.
“Pada analisis kami, kelompok Harbin lebih terkait erat dengan
Homo sapiens daripada
Neanderthal. Harbin berbagi nenek moyang yang lebih baru dengan kita daripada
Neanderthal,†ujar peneliti dari Natural History Museum London, Chris Stringer.
Menurut Stringer, Manusia Naga adalah spesies yang lebih dekat dengan manusia modern, dibandingkan
Neanderthal yang selama ini dianggap paling dekat.
Temuan ini dipublikasikan dalam tiga makalah di jurnal The Innovation.
“Meskipun menunjukkan ciri khas manusia purba, tengkorak Harbin menyajikan kombinasi mosaik karakter primitif dan turunan yang membedakan dirinya dari semua spesies Homo lain yang sebelumnya bernama,†kata Ji.
Penamaan Manusia Naga diambil dari Long Jiang, yang secara harfiah berarti "Sungai Naga". Manusia Naga mungkin tinggal di lingkungan dataran banjir berhutan sebagai bagian dari komunitas kecil.
“Populasi ini akan menjadi pemburu-pengumpul, hidup dari tanah. Dari suhu musim dingin di Harbin hari ini, sepertinya mereka menghadapi dingin yang lebih keras daripada Neanderthal," jelas Stringer.
Mengingat lokasi di mana tengkorak itu ditemukan serta ukurannya yang besar, tim peneliti percaya Manusia Naga telah beradaptasi dengan baik di lingkungan yang keras dan mampu menyebar ke seluruh Asia.