Berita

Petugas memasang panduan protokol kesehatan/Net

Dunia

Kasus Covid-19 Varian Delta Melonjak, Bangladesh Lockdown Selama Sepekan

SABTU, 26 JUNI 2021 | 21:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Melonjaknya kasus Covid-19 varian Delta yang berbahaya telah memaksa pemerintah Bangladesh untuk memberlakukan penguncian baru yang lebih keras mulai Senin (28/6) waktu setempat.

Pengumuman tersebut disampaikan pemerintah dalam sebuah pernyataan resmi pada Jumat (25/6) malam. Nantinya, semua kantor pemerintah dan swasta akan ditutup selama seminggu dan hanya transportasi terkait medis yang diizinkan.

"Tidak ada yang bisa keluar dari rumah mereka kecuali dalam keadaan darurat," tambah pernyataan tersebut, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (26/6).

Juru bicara departemen kesehatan Robed Amin mengatakan bahwa pihaknya akan melibatkan polisi dan penjaga perbatasan untuk menegakkan penguncian dan tentara juga akan dilibatkan jika memang diperlukan.

"Ini adalah situasi yang berbahaya dan mengkhawatirkan. Jika kita tidak menahannya sekarang, kita akan menghadapi situasi seperti India," kata Amin, merujuk pada lonjakan kasus di negara tetangga India pada April dan Mei.

Tingkat infeksi telah meningkat tajam sejak pertengahan Mei di Bangladesh, rumah bagi sekitar 170 juta orang itu.

Pada hari Jumat (25/6) pemerintah mencatat hampir 6.000 kasus baru dan 108 kematian, jumlah kematian tertinggi kedua dalam pandemi.

Pihak berwenang mengatakan situasi di distrik dekat perbatasan India adalah bencana besar, dengan rumah sakit di kota Khulna dan Rajshahi kewalahan.

Sementara jumlah infeksi di India telah turun tajam dalam beberapa pekan terakhir, dengan kurang dari 50.000 kasus baru dilaporkan pada hari Jumat, turun dari lebih dari 400.000 setiap hari pada awal Mei.

Tetapi di hari yang sama, pihak berwenang di negara bagian Maharashtra di India barat memperketat pembatasan karena kekhawatiran tentang varian baru, Delta plus, sekitar 50 kasus di antaranya telah dilaporkan secara nasional.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya