Berita

Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J Rachbini/Net

Bisnis

Didik J Rachbini: Pandemi Mengubah Banyak Tatatan, Peran Pemerintah Sangat Urgent Menuju Green Economy

SABTU, 26 JUNI 2021 | 20:17 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pandemi Covid-19 telah merubah banyak hal. Pandemi juga mengubah secara radikal dan menjungkirbalikkan apa yang selama ini dianggap suatu kenormalan dan memungkinkan berubah menjadi normal baru.

Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J Rachbini membaca masa normal baru dari sudut ekonomi. Di mana, pandemi ini menuntut sekaligus menuntun masyarakat menggunakan digital, termasuk dalam hal ekonomi.

Menurutnya, digital ekonomi bisa dikembangkan untuk menggantikan ekonomi konvensional yang masih terjadi seperti sekarang ini. Pada konteks ini, ia memandang Indonesia tertuntut bersiap menuju green economy.

"Ketika lingkungan porakporanda dan ekonomi tidak mampu merubah dari sistem ekonomi yang eksploitatif terhadap Sumber Daya Alam (SDA), tidak sustain dan hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, juga menafikan efek eksternalitas negatif dari sistem ekonomi, maka sekaranglah saatnya untuk berubah memperhatikan lingkungan hidup," ujar Didik saat menjadi narasumber dalam Webinar yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Paramadina bertajuk 'Siaga Satu Lingkungan Hidup Indonesia: Solusi Green Economy' pada Sabtu (26/6).

Menurut Didik, peran pemerintah dalam pengembangan green economy sangat urgent dibutuhkan dalam rangka menyikapi tatanan baru.

"Untuk mendukung perubahan ke arah itu, peran pemerintah menjadi urgent. Apalagi pemerintah pasti mempunyai resources yang sangat besar," tegasnya.

Menurut ekonom senior Indef ini, pandemi Covid-19 telah merusak seluruh tatanan ekonomi, di mana transaksi ekonomi besar hingga retail menjadi terhambat mulai dari tatanan hingga sistem produksi hilang.

"Ini merupakan kebalikan dari the creative destruction cycle, yang pada masa ekonomi normal terjadi karena adanya inovasi baru," tuturnya.

Pada masa pandemi, justru destruction terjadi sebelum adanya inovasi baru. Sistem produksi lama menjadi hancur tetapi belum ada sistem pengganti yang baru.

"Dari apa yang terjadi kemudian, disadari bahwa sistem terbaik masa pandemi hanyalah dengan cara digital," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya