Berita

Orang-orang memberikan penghormatan atas peristiwa pelanggaran HAM terhadap suku pribumi di Kanada/Net

Dunia

Media China: Kanada Didirikan Atas Dasar Genosida Budaya Dan Kerendahan Hati Trudeau Adalah Kepura-puraan

SABTU, 26 JUNI 2021 | 11:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dunia internasional kembali digegerkan dengan penemuan kuburan massal berisi sisa-sisa jenazah 751 anak-anak di lokasi bekas sekolah asrama penduduk asli di provinsi Saskatchewan, Kanada. Media China bereaksi atas penemuan itu sebagai genosida budaya.

Penemuan di halaman bekas sekolah Marieval Indian Residential School itu terjadi kurang dari sebulan sejak enemuan sisa-sisa 215 anak-anak pribumi di sebuah sekolah serupa di wilayah Kamloops, di British Columbia. Peristiwa ini mengejutkan dunia internasional dan tentunya negara Kanada sendiri.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam sebuah pernyataan media mengungkapkan kesedihannya atas peristiwa tersebut.

Pertanyaannya adalah, berapa banyak lagi kuburan yang ada di Kanada dan berapa banyak anak-anak pribumi yang mengalami penganiayaan ekstrim dan meninggal selama proses asimilasi paksa?

Pertanyaannya adalah, berapa banyak lagi kuburan yang ada di Kanada dan berapa banyak anak-anak pribumi yang mengalami penganiayaan ekstrim dan meninggal selama proses asimilasi paksa?

Dalam catatan editorialnya, media China Global Times mengatakan bahwa pernyataan Trudeau sepintas memang penuh simpati, tetapi jika dilihat lebih dekat, orang dapat merasakan bahwa simpati semacam itu tertanam dalam oportunisme politik.

"Pernyataan Trudeau melewatkan masalah mendasar: bagaimana meminta pertanggungjawaban para pembunuh ini dan bagaimana memberi kompensasi kepada penduduk asli Kanada yang masih hidup," tulis media tersebut yang dimuat pada Jumat (25/6).

Diketahui secara luas bahwa tanah Kanada adalah milik orang Indian dan Inuit asli.

"Kanada didirikan atas dasar genosida budaya dan etnis. Jika pemerintah Kanada saat ini memiliki hati nurani, itu harus memberi kompensasi kepada penduduk asli," media tersebut mencatat.

Mereka juga mengatakan bahwa Kanada harus mengembalikan tanah yang dirampas dari masyarakat adat.

"Jika tanah tersebut digunakan untuk fasilitas umum atau tidak dapat dikembalikan karena alasan yang rumit, pemerintah harus mempertimbangkan cara finansial," katanya.

Media China itu juga menilai bahwa Pemerintah Trudeau begitu arogan sehingga terlalu merasa puas secara moral dengan penanganan yang 'tepat' atas skandal genosida yang muncul satu demi satu di negaranya, dan bahkan berani-beraninya menuding tuduhan pada urusan Daerah Otonomi Uighur Xinjiang China.

Kanada adalah salah satu negaa yang paling vokal menyerukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang dan juga asal-usul virus corona. Menekan China dengan segala tuduhan tidak berdasar.

Catatan editorial itu menekankan bahwa ketidaktahuan politik seperti itu adalah sikap nyata pemerintah Trudeau ketika negara itu menemukan -lagi- kuburan massal berisi sisa-sisa masyarakat adat.

"Kerendahan hati Trudeau adalah kepura-puraan. Dia tidak berbicara, tetapi semua orang dapat merasakan sikapnya yang sebenarnya adalah bahwa Kanada selalu benar meskipun ada genosida, dan bahwa Kanada akan selalu berdiri di atas landasan moral yang tinggi," ungkap media tersebut.

Mereka menambahkan bahwa komunitas internasional perlu mendukung mereka untuk mencapai keadilan, meskipun terlambat. Dunia juga harus menyelidiki masalah ini dan mendesak rezim yang menikmati buah kolonial untuk merasa malu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya