Berita

Juru bicara kementerian Zhao Lijian/Net

Dunia

China Sebut Sanksi Baru AS Pada Perusahaan Xinjiang Seperti Tindakan Bandit

SABTU, 26 JUNI 2021 | 09:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Luar Negeri China menanggapi marah sanksi perdagangan baru yang dikeluarkan AS kepada sejumlah perusahaa yang berbasis di Xinjiang.

Dalam pernyataannya pada Jumat (25/6), Kemenlu China menyebut pembatasan tersebut seperti tindakan yang dilakukan oleh seorang bandit. Selain itu, Beijing juga menuding Washington mempolitisasi masalah perdagangan normal.

“Menggunakan kebohongan sebagai alat, hak asasi manusia sebagai kedok, dan hegemoni sebagai etika, AS secara tidak bermoral menekan perkembangan industri Xinjiang,” kata juru bicara kementerian Zhao Lijian kepada wartawan, seperti dikutip dari CGTN, Sabtu (26/6).

"Apa yang dilakukan AS merugikan hak-hak rakyat Xinjiang untuk subsistensi dan pembangunan dan menciptakan pengangguran paksa dan kemiskinan yang dipaksakan," ujarnya.

Pernyataan itu muncul setelah Washington mengumumkan pembatasan perdagangan yang ketat pada lima perusahaan China untuk apa yang disebut kerja paksa di Xinjiang.

Perusahaan-perusahaan termasuk Hoshine Silicon Industry (Shanshan), dan tiga perusahaan China lainnya - Xinjiang Daqo New Energy, Xinjiang East Hope Nonferrous Metals dan Xinjiang GCL New Energy Material Technology Co, serta Xinjiang Production and Construction Corps, mengutip klaim tentang 'kerja paksa' di wilayah tersebut.

Kelima perusahaan tersebut akan dikenakan pembatasan ketat pada kemampuan mereka untuk memperoleh komoditas, perangkat lunak dan teknologi AS.

Zhao mengatakan AS tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat Xinjiang dan hanya bermaksud mengacaukan Xinjiang dan menahan perkembangan China.

"China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China dan mendesak AS untuk berhenti menyebarkan informasi palsu tentang China," demikian Zhao.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya