Berita

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan /Net

Dunia

Tolak Jawab Pertanyaan Soal Uighur, PM Pakistan: Kenapa Barat Begitu Mempermasalahkannya, Sedangkan Kashmir Diabaikan?

SELASA, 22 JUNI 2021 | 14:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menolak untuk mengutuk dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah China terhadap orang-orang Uighur yang mayoritas beragama Muslim di Xinjiang.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini untuk 'Axios on HBO', Khan berulang kali menangkis pertanyaan tentang adanya laporan soal dugaan penahanan dan pelecehan yang meluas terhadap Uighur yang diajukan reporter Jonathan Swan.

Ketika ditanya soal sikapnya yang blak-blakan tentang Islamofobia di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi tidak ditunjukkan ketika mendengar laporan adanya dugaan 'genosida' Muslim di China, Khan menjawab:


"Percakapan kami dengan orang China, ini tidak terjadi menurut mereka," katanya, seperti dikutip dari CNN.

"Buktinya luar biasa," kata Jonathan Swan.

"Apa pun masalah yang kami miliki dengan China, kami berbicara dengan mereka di balik pintu tertutup. China telah menjadi salah satu teman terbaik bagi kami di masa-masa tersulit kami," jawab Khan.

Perdana menteri kemudian balik bertanya kepada Jonathan Swan, mengapa kamp konsentrasi Uighur telah menjadi 'masalah besar' di Barat.

“Kenapa orang-orang Kashmir diabaikan? Ini jauh lebih relevan dibandingkan dengan apa yang mungkin terjadi dengan Uighur," kata Khan.

Reporter itu kemudian bertanya kepada Khan apakah dia muak karena harus diam karena uang yang disuntikkan China ke ekonomi Pakistan.

Perdana menteri menanggapi dengan menyebutkan daftar negara-negara lain di Timur Tengah di mana umat Islam menghadapi krisis. Ia mengangkat tangannya dan mengatakan dia lebih suka berkonsentrasi pada 'apa yang berkaitan dengannya saja'.

Hubungan China dan Pakistan telah lama terjalin erat, dengan Pakistan menjadi salah satu negara pertama yang mengakui pemerintah komunis China pada tahun 195. Pakistan juga merupakan pembeli terbesar senjata China, menyumbang 47 persen dari ekspor senjata negara itu.

Sebagai bagian penting dari Belt and Road Initiative, Pakistan mempertahankan hubungan perdagangan yang kuat dengan tetangganya yang lebih besar.

Pada 2018, perdagangan bilateral antar negara mencapai 18 miliar dolar AS, menurut Kementerian Luar Negeri Pakistan. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya