Berita

Tokoh bangsa Zambia, Kenneth Kaunda/Net

Dunia

Jenazah Presiden Pertama Zambia Akan Diangkut Keliling 10 Provinsi Sebelum Dimakamkan Pada 7 Juli

SELASA, 22 JUNI 2021 | 12:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Zambia mengumumkan pemakaman tokoh pendiri negara itu,  Kenneth Kaunda, akan dimakamkan pada 7 Juli, tiga minggu setelah dia meninggal pada usia 97.  

Dalam pidatonya pada Senin (21/6) di siaran televisi pemerintah, Wakil Presiden Inonge Wina mengatakan, pemakaman akan dilakukan pembatasan protokol kesehatan.
 
"Pahlawan perjuangan melawan pemerintahan kulit putih di Afrika selatan, Kenneth Kaunda, akan diistirahatkan pada upacara yang sangat tertutup bagi keluarga dan pelayat," kata Wina, seperi dilaporkan AFP, Selasa.


Kaunda akan dimakamkan di situs pemakaman presiden negara itu yang terletak di seberang kantor kabinet di Lusaka. Sementara penghormatan negara kepada almarhum akan diadakan di Stadion Pahlawan Nasional pada 2 Juli.

Mengingat pandemi Covid-19, para pemimpin asing mungkin hanya didampingi oleh satu pejabat, kata Wina.

Kaunda, yang akrab disapa dengan KK, adalah tokoh yang sangat dihormati dan dipuja, bukan saja oleh rakyat Zambia tetapi juga dunia internasional.

Sebagaia penghormatan atas segala kerja kerasnya untuk Zambia dan sebagai penghormatan luar biasa, jenazah Kaunda akan diangkut ke 10 provinsi di negara itu mulai Rabu.

Ini untuk memberikan kesempatan bagi orang-orang melakukan penghormatan terakhir kepada tokoh bangsa  yang memerintah dari 1964 hingga 1991 ketika ia kehilangan kekuasaan dari pemimpin buruh Fredrick Chiluba.
Wina mengatakan jenazah Kaunda akan dimasukkan ke dalam peti tertutup.

Kaunda meninggal Kamis (17/6) di sebuah rumah sakit militer di mana dia dirawat beberapa hari sebelumnya karena pneumonia.

Sebagai pemimpin negara pertama yang memutuskan hubungan dengan penjajah Eropa, Kaunda bekerja keras untuk menyeret bekas koloni lainnya di Zambia menuju kekuasaan mayoritas.

Kenneth David Kaunda -nama lengkapnya- lahir pada tanggal 28 April 1924, anak bungsu dari delapan bersaudara dari seorang pendeta Gereja Skotlandia di misi Lubwa di daerah terpencil di utara negara itu.

Dikenal juga dengan nama Afrika-nya 'Buchizya' yang memiliki arti 'yang tak terduga,'- dia melakukan pekerjaan kasar untuk mendapatkan biaya sekolah setelah kematian ayahnya. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya