Berita

Tangkapan layar kicauan netizen bernama Shanty pada Senin (21/6), yang memposting ulang unggahan dan cuitan dokter spesialis Jantung sekaligus ilmuwan dan penulis asal Amerika Serikat, Eric Jeffrey Topol, mengenai lonjakan kasus Covid-19 Indonesia per 18 Juni 2021, dan kaitannya dengan perlindungan tenaga kesehatan atas vaksin Sinovac/Repro

Kesehatan

Dokter Jantung Asal AS Wanti-wanti Dampak Varian Delta Bagi RI, Netizen Minta Jokowi Dengar Masukan Pakar

SENIN, 21 JUNI 2021 | 22:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Lonjakan Covid-19 di Indonesia selama sepekan terakhir bukan hanya menarik perhatian pakar kesehatan di dalam negeri, tetapi juga negara lain.

Salah satu pakar kesehatan luar negeri yang mengamati lonjakan Covid-19 Indonesia ialah Eric Jeffrey Topol, seorang dokter spesialis Jantung sekaligus ilmuwan dan penulis asal Amerika Serikat.

Dalam akun Twitternya, Eric memposting satu data trafic lonjakan Covid-19 Indonesia sejak 1 Maret 2020 hingga 18 Juni 2021, yang merupakan hasil analisis data Financial Times dari sumber Johns Hopkins CSSE, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UK Goverment coronavirus dashboard, Goverment of Peru, Public Health France and Swedish Public Helath Agency.


Di dalam kurva tersebut digambarkan bahwa setelah kasus pertama Indonesia ditemukan 1 Maret 2020, jumlah kasus positif di Indonesia terus melonjak. Namun sempat turun di pertengahan September hingga November 2020, dan kemudian melonjak hingga pada puncaknya di pertengahan akhir Januari yang mencapai 14.518 orang.

Setelah itu, mulai awal Februari 2021 angka kasus positif baru Indonesia mulai beranjak turun hingga pertengahan Mei. Tetapi pasca itu, ada kecendrungan meninggi hingga akhirnya pada awal sampai pertengahan Juni terjadi lonjakan yang cukup tajam.

Dalam data tersebut, jumlah kasus positif baru yang tercatat paling tinggi perkembangan kasus pada hari Jumat, 18 Juni 2021 yang mencapai 12.990. Sementara, jika melihat data per Senin (21/6) ini, jumlahnya mencapai rekor akhir Januari tahun ini, yaitu sebanyak 14.536 kasus baru.

Dalam postingannya tersebut, Eric menyampaikan pandangannya terkait data yang tersaji tersebut. Ia mewanti-wanti, khususnya soal varian Delta asal India yang sudah menjangkiti sejumlah warga di Indonesia, dan kaitannya dengan perlindungan tenaga medis yang divaksin menggunakan produk Sinovac.

"Varian Delta bikin kasus Covid dan rawat inap di Indonesia jadi vertikal (meninggi)," kicau Eric menggunakan bahasa Inggris melalui akn Twitternya, @Eric_Tolpon, Jumat (18/6).

"Sekitar 400 tenaga medis yang terinfeksi telah divaksinasi lengkap dengan suntikan Sinovac. Vaksin tersebut belum diteliti dengan B.1.617.2 (kode penyebutan untuk virus Covid-19 Varian Delta)," tutup Eric.

Kicauan Eric ini diposting ulang oleh netizen Indonesia dengan nama akun Shanty (@neng_shanty), pada Senin (21/6).

Dengan memposting ulang unggahan sekaligus kicauan Eric itu, Shanty meminta Presiden Joko Widodo untuk lebih mendengar sejumlah masukan yang disampaikan para pakar kesehatan yang ada di Indonesia.

Ia menyebut nama Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban (yang mengusulkan lockdown); dan Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono (yang mengusulkan pengetatan dan tindakan tegas pemerintah dalam kebijakan PPKM Mikro), didengar usulannya oleh Jokowi agar bisa menangani Covid-19 dengan baik.

"Pak Jokowi, rumah sakit di berbagai kota sudah penuh. Harus ada tindakan segera. Dengarkan masukan berbagai ahli seperti Prof Zubairi, Pak Pandu Riono, dan masih banyak lagi," demikian Shanty.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya