Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Tafsir Entropi Saling Melecehkan

SENIN, 21 JUNI 2021 | 09:51 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI ranah agama kita sudah terbiasa dengan perilaku pelecehan yang dilakukan oleh umat agama A terhadap agama B. Bahkan pelecehan juga dilakukan secara sektarian sesama agama semisal antara sekte A agama A terhadap sekte B agama yang sebenarnya sama dengan A.

Ternyata tradisi saling melecehkan juga terjadi di bidang yang lazim diseberangkan dari agama yaitu apa yang disebut sebagai sains. Termasuk dalam hal apa yang disebut sebagai entropi.

Makna

Menurut uraian Wikipedia, entropi merupakan  besaran termodinamika untuk mengukur energi dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha.

Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum termodinamika) entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah.

Pada suatu sistem dengan panas terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses termodinamika.

Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha, maka secara teoretis mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan.

Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada hukum kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu bertambah atau tetap konstan.

Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan “terentropikan” atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah.

Penyesatan


Entropi merupakan satu di antara hukum yang paling bertahan lama di bidang fisika. Hukum entropi bahkan tidak bisa diubah oleh dua revolusi drastis dalam ilmu fisika.

Namun Prof. Arieh Ben-Naim dari Hebrew University of Jerusalem tega menulis buku berjudul “Entropy” dengan sub-judul “The Greatest Blunder ever in The History of Science”.

Menurut Prof. Arieh, yang berdosa sebenarnya bukan sang istilah, namun manusia yang salah menafsirkan sambil salah mendayagunakan sang istilah menjadi kenyataan sehingga menjadi blunder paling akbar sepanjang sejarah sains.

Makin parah bahwa kekeliruan itu malah dibenarkan oleh para saintis maupun para bukan saintis. Blunder tafsir terhadap entropi disebabkan oleh kesalah-pengertian yang mendalam terhadap konsep dasar entropi. Ignoransi tentang makna entropi telah menyesatkan para saintis untuk mengasosiasikan entropi dengan ketidak-tahuan, maka mengaitkan The Second Law sebagai “law of spreading ignorance”.

Sang Gurubesar Fisika-Kimia ini berhasil menemukan sedikitnya duabelas definisi dan interpretasi menyesatkan tentang entropi kemudian meski memperoleh perlawanan dari berbagai pihak, tetap nekad berusaha meluruskan penyesatan-penyesatan tersebut agar para ilmuwan mau pun kaum awam memperoleh penjelasan yang tepat dan benar mengenai apa sebenarnya yang disebut entropi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya