Berita

Penjaga gawang tim nasional Myanmar, Pyae Lyan Aung/Net

Dunia

Tak Ingin Pulang Usai Kualifikasi Piala Dunia, Pesepakbola Myanmar Cari Suaka Di Jepang

KAMIS, 17 JUNI 2021 | 09:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemain sepakbola tim nasional Myanmar telah menolak untuk pulang setelah bertanding di Jepang. Alih-alih kembali ke Myanmar, ia mengatakan akan mencari suaka di Jepang.

Pyae Lyan Aung, seorang kiper tim nasional Myanmar. Ia terbang ke Jepang untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia.

Saat lagu kebangsaan Myanmar dimainkan sebelum pertandingan, ia mengangkat hormat tiga jari, lambang melawan kudeta yang dilakukan oleh junta militer.

Menurut kantor berita Kyodo, Pyae Lyan Aung dijadwalkan untuk pulang ke Myanmar pada Rabu (16/6). Namun ia mengatakan kepada petugas imigrasi Jepang di bandara Osaka bahwa ia tidak akan menaiki pesawat.

"Jika saya kembali ke Myanmar, hidup saya akan dalam bahaya. Saya memutuskan untuk tinggal di Jepang," ujarnya dalam rekaman yang disiarkan NHK, menunjukkan ia berbicara dengan petugas imigrasi melalui penerjemah.

"Pemerintah dan rakyat Jepang harus mengetahui situasi Myanmar. Saya meminta kerjasama Anda," tambahnya.

Pesepakbola itu menegaskan, ia tidak akan kembali sampai pemimpin sipil Aung San Suu Kyi kembali berkuasa. Namun ia mengatakan, jika tindakannya tersebut membahayakan tim dan keluarganya, ia rela untuk pulang dan ditangkap.

Bulan depan, Jepang dijadwalkan untuk menggelar Olimpiade Tokyo. Situasi ini dianggap dapat memicu para atlet Myanmar untuk mencari suaka di Jepang selama olimpiade berlangsung.

Jepang sendiri hanya menerima beberapa permohonan suaka setiap tahunnya. Pada bulan lalu, Kementerian Kehakiman Jepang mengatakan, penduduk Myanmar yang berada di Jepang diizinkan untuk memperpanjang masa tinggal karena situasi yang terjadi di negara tersebut.

Myanmar terjebak dalam kekacauan usai militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil. Tindakan tersebut memicu protes nasional, dan menciptakan bentrokan antara militer dan pengunjuk rasa hingga lebih dari 800 orang meninggal dunia dan ribuan terluka.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya