Berita

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah/Net

Politik

Kalau Mau Berantas Korupsi Jangan Intip Amplop Kecil, Intip Audit!

SELASA, 15 JUNI 2021 | 12:35 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) sebagai salah satu syarat alih status pegawai di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi ASN nyatanya disambut baik berbagai kalangan.

Salah satunya Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah yang menilai TWK merupakan bagian dari proses transisi KPK menjadi lembaga antirasuah yang fokus melakukan audit sebagai dasar untuk menemukan indikasi korupsi.

"Jadi kalau saya seperti surat, saya katakan ini waktunya mengucapkan selamat tinggal lah kepada yang lama. Biarin ini generasi baru lebih banyak, anak muda yang idealis, lebih jago, yang ngerti itu kasus. Sudah selesai lah sensasi-sensasi itu," kata Fahri kepada wartawan, Selasa (14/6).

Sensasi-sensasi yang dimaksudkan Fahri merujuk pada banyaknya operasi tangkap tangan (OTT) oleh lembaga antirasuah di periode terdahulu.

Menurutnya, KPK era Firli Bahuri tidak akan banyak melakukan OTT. Dia meyakini, KPK kekinian bakal lebih berorientasi kepada audit.

"Kalau kita pinginnya sensasi lagi, tangkap sana, tangkap sini, kemungkinan sudah nggak banyak lagi, karena orientasinya dari ngintip ke audit. Sebenarnya itu yang benar," jelasnya.

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini juga mengkritik kinerja KPK yang disebutnya selama ini mengintip amplop ketimbang melihat audit.

"Kalau mau memberantas korupsi jangan ngintip amplop-amplop kecil. Intip audit. Audit itulah alat untuk menemukan korupsi yang benar, karena auditor negara ini sensitif dengan penyimpangan. Ibarat pipa (ada) lubang dikit tahu. Auditor kita kelas dunia, dia audit PBB," bebernya.

"Ini yang namanya BPK jangankan diajak kerjasama sama KPK, malah dimusuhin. Sampai sekarang BPK masih tunggu sinyal apakah kita bisa kerjasama atau nggak," tandas Fahri Hamzah menambahkan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya