Berita

Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayut Chan-o-cha/Net

Dunia

Tepis Spekulasi Pembubaran DPR, Prayut Chan-o-cha Pastikan Menjabat Hingga Akhir Masa Periode

SELASA, 15 JUNI 2021 | 07:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayut Chan-o-cha memastikan bahwa ia akan menjalani masa jabatannya secara penuh. Ini mengakhiri spekulasi bahwa dia mungkin membubarkan DPR dan mengadakan pemilihan baru sebelum masa jabatannya berakhir pada 2023 mendatang.

Hal itu disampaikan Jenderal Prayut kepada Senat pada Senin (14/6) selama debat tentang dekrit eksekutif tentang pinjaman 500 miliar baht tambahan untuk menangani Covid-19.

Prayut mengatakan, semua kritik terhadapnya hanya berfungsi untuk memperkuat tekadnya.
“Selama tujuh tahun saya mengabdi, tidak ada korupsi. Tidak ada satu baht pun yang mencapai saya. Saya telah bekerja dalam sistem demokrasi dengan pemerintahan terpilih," kata Prayut, seperti dikutip dari Bangkok Post.

“Selama tujuh tahun saya mengabdi, tidak ada korupsi. Tidak ada satu baht pun yang mencapai saya. Saya telah bekerja dalam sistem demokrasi dengan pemerintahan terpilih," kata Prayut, seperti dikutip dari Bangkok Post.

"Berapa banyak lagi demokrasi yang Anda butuhkan? Haruskah ada yang bisa menghina siapa pun? Haruskah seseorang tidak menghormati orang tuanya? Haruskah seseorang menyalahgunakan gurunya dengan bebas?” tanyanya.

Membahas pembengkakan utang publik yang tertatih-tatih karena melanggar batas, Jenderal Prayut mengatakan pemerintah tidak boleh disalahkan.

“Kita harus bertanya pada diri kita sendiri apakah itu perlu… berapa levelnya sebelum saya datang. Apakah saya sendirian membuat hutang ini? ” ungkapnya.

Utang publik Thailand kini mencapai 8,5 triliun baht, atau 54,3 persen dari produk domestik bruto, pada 31 Maret tahun ini. Undang-Undang Disiplin Keuangan dan Fiskal Negara 2018 membatasi utang publik sebesar 60 persen dari PDB.

Dalam kesempatan itu Prayut juga membahas manajemen kontroversial vaksin Covid-19,

Jenderal Prayut mengatakan dia telah menginstruksikan Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) dan Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA) untuk menyelesaikan perselisihan pendapat antara dua kubu soal kesimpangsiuran jatah vaksin.
Itu dimulai ketika beberapa rumah sakit Bangkok yang membatalkan janji vaksinasi dengan alasan pasokan vaksin yang tidak memadai, pada Sabtu malam.

Kemarahan publik pertama kali ditujukan pada Kementerian Kesehatan Masyarakat, tetapi Menteri Anutin Charnvirakul kemudian menjelaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan jatah modal dalam jumlah yang sebelumnya diputuskan oleh CCSA, yang memiliki otoritas tunggal untuk memutuskan siapa yang mendapat berapa banyak.

Anutin menyalahkan BMA, yang katanya bertanggung jawab untuk mendistribusikan kembali jatah ke pusat vaksinasi.

Dia bersikeras kementeriannya mengirimkan banyak ke Balai Kota, yang harus mengelola pasokan sampai jatah berikutnya dikirim.

Ternyata, BMA telah mengelola hampir semua pasokannya. Dalam pembelaannya, Balai Kota mengatakan tidak memiliki kendali atas jumlah tembakan yang terdaftar melalui Mor Prom, aplikasi kementerian yang memungkinkan orang di seluruh negeri untuk membuat janji.

Karena begitu banyak orang telah memilih untuk melakukan vaksinasi di Bangkok dalam beberapa hari terakhir, tidak ada pilihan selain memberikannya.

Setelah debat, para senator memberikan suara 205-0 untuk menyetujui dekrit tersebut, dengan dua abstain.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya