Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Tanggapan Atas Tanggapan Atas Das Kapital

SENIN, 14 JUNI 2021 | 09:38 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

CENDEKIAWAN Yelas Kaparino berkenan memberikan kehormatan terhadap naskah sederhana saya dengan judul “Membedah Buku Das Kapital” yang dipublikasikan berbagai media pada tanggal 5 Juni 2021.

Lima Kesimpulan


Menurut analisa Yelas Kaparino inti pembedahan Jaya Suprana (JS) atas Das Kapital itu adalah, pertama, Karl Marx merupakan penulis yang membosankan dan “Das Kapital” merupakan sebuah buku yang “overrated” atau dianggap terlalu berlebih-lebihan.

Kedua, buku Das Kapital menjadi buku paling berpengaruh buruk pada abad 20 bersaing dengan buku Hitler, “Mein Kampf”.

Ketiga, “Das Kapital” melahirkan monster, yakni kapitalisme. Lalu cara analisa politik ekonomi dan sosiologisnya
didayagunakan sebagai dasar landasan ideologi.

Keempat, ideologi komunis tereduksi hanya untuk kekuasaan semata, sehingga berakibat buruk bagi bangsa dan rakyat.

Dan kelima, puncak kekeliruan ideologi komunisme yang berakar pada tafsir atas “Das Kapital” terletak pada pemberhalaan ideologi sebagai tujuan. Padahal semestinya kepentingan manusia harus lebih diutamakan daripada kepentingan ideologi itu sendiri.

Tanggapan Atas Tanggapan

Menurut pendapat subyektif saya, pendapat subyektif Yelas Kaparino sangat bagus, maka layak dihormati dan dihargai sebagai perluasan wawasan pandang saya terhadap “Das Kapital” yang tentu saja masih sangat sempit dan dangkal.

Saya memang secara subyektif merasa Das Kapital tulisan Karl Marx membosankan dibandingkan dengan buku Vorlesungen zur Einfuehrung in die Psychoanalyse tulisan Sigmund Freud.

Pertanyaan mengenai pengaruh buruk Das Kapital setara dengan Mein Kampf dapat saya jawab bahwa yang saya maksud dengan setara sama sekali bukan mutu kedua buku yang beda penulis itu namun terbatas pada kesetaraan cukup banyak nyawa manusia dikorbankan akibat kekeliruan pengejawantahan tafsir keliru terhadap makna kedua buku tersebut.

Silakan bertanya langsung kepada rakyat Rusia dan China tentang dampak buruk Das Kapital serta masyarakat Yahudi tentang Mein Kampf.

Kesimpulan ketiga jelas keliru karena yang saya maksud dengan monster Das Kapital sama sekali bukan kapitalisme mau pun sosialisme atau marhaenisme namun komunisme.

Kesimpulan ke empat dan ke lima sangat benar adanya sebab memang sesuai dengan tafsir dangkal saya terhadap Das Kapitalisme.

Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan saya sangat setuju sosialisme yang terbukti menjunjung tinggi hak asasi manusia namun kurang setuju komunisme yang terbukti melanggar hak asasi manusia. Sama halnya saya kurang setuju demokrasi yang terbukti melanggar hak asasi manusia.

Mohon dimaafkan panggilan yang digunakan oleh Yelas Kaprino kurang layak diberikan ke saya yang merasa lebih nyaman dipanggil mas atau bahkan tanpa panggilan sama sekali . Panggilan Tuan terkesan beraroma jaman kolonial serta feodal.

Namun rasa ketidaknyamanan subyektif saya sama sekali tidak mengurangi pemnghargaan dan penghormatan saya terhadap mas Yelas Kaprino yang telah berkenan meluangkan waktu berharga beliau untuk menanggapi naskah sederhana saya tentang Das Kapital.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya