Berita

Perdana Menteri Israe yang baru, Naftali Bennett/Net

Dunia

Naftali Bennet, Perdana Menteri Baru Israel Yang Sangat Menentang Kemerdekaan Palestina

SENIN, 14 JUNI 2021 | 07:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekuasaan Benjamin Netanyahu selama 12 tahun menjadi pemimpin Israel akhirnya berakhir. Politisi sayap kanan Naftali Bennett berhasil mengamankan suara Knesset yang diperlukan untuk menjadi perdana menteri baru negara Yahudi.

Bennett, seorang jutawan hi-tech hawkish, resmi menjabat sebagai perdana menteri. Jelang pelantikannya, Bennet sempat mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Netanyahu atas pengabdiannya untuk Israel selama ini.

"Terima kasih Benjamin Netanyahu atas pengabdian Anda yang panjang dan penuh prestasi atas nama negara Israel," kata Bennett kepada Knesset (parlemen Israel) menjelang mosi percaya untuk pemerintah koalisinya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (14/6).


Dalam pidatonya, Bennett berjanji pemerintah baru akan 'mewakili seluruh Israel'.

"Kami akan fokus pada apa yang bisa dilakukan, daripada berdebat tentang apa yang tidak mungkin," katanya.

Bennett juga menekankan bahwa di bawah pemerintahannya, Israel tidak akan membiarkan Iran mempersenjatai diri dengan senjata nuklir dan Israel tidak akan menjadi pihak dalam perjanjian (nuklir) itu dan akan terus mempertahankan kebebasan penuh untuk bertindak.

Bennett (49), dikenal karena sikap garis kerasnya terhadap Palestina, dibuktikan dengan beberapa kali pernyataannya tentang penentangan terhadap gagasan untuk menciptakan negara Palestina yang merdeka.

Bennett terjun ke dunia politik pada 2005 sebagai wakil Netanyahu, dan sejak itu ia memegang banyak posisi, termasuk peran utama di kementerian pertahanan, ekonomi, dan pendidikan.

Orang tua Bennett lahir di AS, dan retorika agresifnya terhadap Palestina telah menjadi berita utama selama karir politiknya.

Salah satu sikap keras soal Palestina ditunjukkan dengan pendapatnya bahwa Israel harus mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki yang direbutnya selama perang Timur Tengah 1967.

Pada 2013, Bennett menyampaikan pernyataan kontroversial yang mengatakan bahwa "teroris Palestina" harus dibunuh alih-alih dibebaskan. Dia juga mengklaim bahwa Tepi Barat tidak berada di bawah pendudukan dan tidak ada yang namanya negara Palestina. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya