Berita

Vladimir Putin/Net

Dunia

Tidak Masalah Disebut Pembunuh, Vladimir Putin: Joe Biden Lebih Mudah Diprediksi Dibanding Donald Trump Yang Penuh Warna

SABTU, 12 JUNI 2021 | 16:24 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, terlepas dari ketegangan yang meningkat dengan AS ia mungkin dapat bekerja sama dengan Presiden Joe Biden karena dia lebih dapat diprediksi daripada pendahulunya, Donald Trump.

Hal itu disampaikan Putin saat melakukan wawancara bersama Keir Simmons dari NBC News di Moskow, menjelang pertemuan puncaknya pertamanya dengan Biden 16 Juni mendatang.

"Itu orang yang berbeda dan harapan besar saya, ya, ada beberapa keuntungan, beberapa kerugian, tetapi tidak akan ada gerakan berbasis impuls, atas nama presiden AS yang sedang menjabat," kata Putin, seperti dikutip dari RT, Sabtu (12/6).

Putin kemudian memberikan pujian untuk Trump, yang dia gambarkan sebagai “individu yang luar biasa, individu yang berbakat, jika tidak dia tidak akan menjadi presiden AS.”  

"Trump adalah individu yang penuh warna. Anda mungkin menyukainya atau tidak. Dan, tetapi dia tidak berasal dari kemapanan AS, dia belum pernah menjadi bagian dari politik besar sebelumnya, dan beberapa menyukainya, beberapa tidak menyukainya, tetapi itulah faktanya," kata Putin.

Pemimpin Rusia itu menggambarkan Biden, sebaliknya, sebagai 'pria karir' yang “telah menghabiskan hampir seluruh masa dewasanya dalam politik.”

Ketika dicecar pertanyaan tentang musuh-musuhnya yang telah terbunuh selama bertahun-tahun dan tentang ucapan Biden awal tahun ini yang menyebutnya sebagai 'pembunuh, pemimpin Rusia itu berkelit.  

“Selama masa jabatan saya, saya sudah terbiasa dengan serangan dari semua jenis sudut dan dari semua jenis area dengan segala macam dalih, dan alasan dan kaliber dan keganasan yang berbeda dan tidak ada yang mengejutkan saya,” katanya.

"Disebut 'pembunuh' adalah tanda 'macho Hollywood' dari orang Amerika termasuk Biden dan John McCain, mendiang senator Arizona," tambahnya.

Biden dan Putin akan bertemu di Jenewa pada 16 Juni, menyusul pertemuan presiden Amerika dengan sekutu G7, NATO dan Uni Eropa.  

Pertemuan pertama antara Putin dan Biden diperkirakan akan berlangsung tegang, karena Washington dan Moskow berselisih mengenai berbagai masalah, termasuk keamanan siber, Ukraina, dan tindakan keras Kremlin terhadap lawan politik Putin.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya