Berita

Ketua Dewan Eropa, Charles Michel/Net

Dunia

Masih Timbulkan Keraguan, UE Desak Penyelidikan Asal-usul Virus Corona Tanpa Batas: Dunia Berhak Tahu Secara pasti

SABTU, 12 JUNI 2021 | 10:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Satu setengah tahun berlalu sejak virus corona diidentifikasi pertama kali di China, masih belum jelas asal-usul virus tersebut. Bahkan, ketika Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyelesaikan penyelidikannya di Wuhan, masih saja ada keraguan.

Bulan lalu, misi AS untuk PBB di Jenewa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa studi WHO pada Januari dan Februari 'tidak cukup dan tidak meyakinkan', seraya menyerukan apa yang disebutnya penyelidikan kedua yang tepat waktu, transparan. dan berbasis bukti untuk dilakukan, termasuk di China.

Menanggapi itu, para pemimpin Uni Eropa kembali menyerukan penyelidikan, kali ini tanpa batas, tentang asal-usul pandemi yang telah menelan jutaan nyawa manusia itu.

“Penyelidik membutuhkan akses lengkap ke apa pun yang diperlukan untuk benar-benar menemukan sumber pandemi ini,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers di Brussels, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/6).

Ketua Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan: “Dunia berhak mengetahui secara pasti apa yang terjadi agar dapat mengambil pelajaran.” Dia menambahkan bahwa UE mendukung semua upaya tersebut.

Draf teks yang akan disetujui pada pertemuan puncak UE-AS minggu depan mengatakan: “Kami menyerukan kemajuan dalam studi fase 2 yang diselenggarakan oleh WHO secara transparan, berbasis bukti, dan dipimpin oleh para ahli tentang asal-usul Covid-19, yang bebas dari gangguan.".

Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei lalu telah mengatakan bahwa badan-badan intelijen AS sedang mengejar teori-teori saingan yang berpotensi termasuk kemungkinan kecelakaan laboratorium di China.

Sementara laporan WHO mengatakan virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, dan bahwa “introduksi melalui insiden laboratorium dianggap sebagai jalur yang sangat tidak mungkin.”

Para diplomat UE mengatakan dukungan UE untuk studi baru sebagian besar bersifat simbolis, karena blok tersebut tidak akan terlibat langsung.

Virus corona pertama kali diidentifikasi di pusat kota Wuhan China pada akhir 2019. Banyak pihak berspekulasi virus tersebut disebabkan kebocoran dari lab penelitian di Wuhan, yang terus dibantah oleh pemerintah China.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya