Berita

Pengamat politik Unas, Andi Yusran/Net

Politik

Ketimbang PPN Sembako Dan Pendidikan, Lebih Baik Pemerintah Kejar Pengemplang Pajak

SABTU, 12 JUNI 2021 | 05:34 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Rencana mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap pendidikan dan sembilan bahan pokok (Sembako) mengindikasikan pemerintahan Joko Widodo tengah menjalankan kebijakan tidak pro rakyat.

Demikian disampaikan pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/6).

Kata Andi, banyak pilihan yang seharusnya diambil pemerintah jika memang ingin melakukan stabilisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


"Seperti maksimalisasi penerimaan negara dalam pengelolaan SDA, peningkatan PPN Barang mewah, membersihkan ‘mafia’ dan mengejar pengemplang pajak," demikian kata Andi.

Menurut Andi, sektor pendidikan dan Sembako adalah kebutuhan dasar bagi seluruh rakyat.

Dalam situasi sulit seperti saat ini, pemerintah seharusnya memastikan biaya pendidikan terjangkau oleh semua kalangan dan ketersediaan Sembako dengan harga merakyat.

"Pemerintah semestinya justru melakukan intervensi berupa subsidi dan memastikan biaya pendidikan yang terjangkau untuk semua kalangan, ketersediaan sembako dengan harga yang ‘merakyat’," tandas Andi.

Untuk stabilitas APBN, Doktor Politik Universitas Padjajaran itu juga menyarankan agar pemerintah melakukan efisiensi belanja APBN. Termasuk mencegah terjadinya terjadinya rasuah.

"Efisiensi belanja APBN, khusunya belanja birokrasi dan minimalisir praktik korupsi yang melibatkan aparatur negara," pungkas Andi.

Wacana pengenaan pajak akan dikenaka pada sektor pendidikan dan Sembako terungkap dalam draf revisi UU ketentuan Umum dan tata cara perpajakan (KUP) yang bocor.

Tak tanggung-tanggung dalam draf tersebut pajak Sembako ditingkatkan menjadi 12 persen.

Wacana pemerintah itu pun mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya